Resensi Buku Dongeng Anak - Kebenaran Akan Selalu Menang Melawan Kejahatan

Resensi Buku oleh Siswa SD Labschool Unnes kelas VI A yang beranggotakan:
1. Gregorius Resnu
2. Muhammad Ranof
3. Chaesa Akmal
4. Joshua Sepro

Kebenaran Akan Selalu Menang Melawan Kejahatan

Identitas Buku:

Judul Buku        : Dua Pangeran Tampan
Penulis               : Nor Iswati
Editor                : Mujiana A Kadir dan Antonious Bowo Wasono
Penerbit             : Gradasi dan Tinta Institute
Tahun Terbit      : 2005
Desain                : Sukriyadi

"Perjuangan melawan kejahatan sangat berat. Karena itu, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dua pangeran yang bahu membahu melawan kejahatan Bahman dalam cerita ini membuktikan bahwa kebenaran pasti akan menang melawan kejahatan."

Di sebuah kerajaan kecil di tanah Jawa di bawah kekuasaan Majapahit, hiduplah seorang raja bernama Prabu Mundinglaya. Sang prabu mempunyai dua anak yang bernama Mundingkusuma dan Mundingwijaya.

Mundingkusuma mempunyai kebiasaan berkuda dan berpetualangan. Lain halnya dengan adiknya yang suka bermalas-malasan.  Suatu hari mereka berdua bertengkar karena Pangeran Mundingkusuma akan dinobatkan menjadi raja. Pertengkaran pun terjadi antara kedua pangeran tampan tersebut.

Melihat perilaku kedua puteranya itu, Sang Prabu Mundinglaya menjadi bersedih hati. Ia pun lalu memanggil sang Patih Danajaya untuk menasihati kedua puteranya itu agar tersadar dan tidak lagi bertengkar. 

Oleh sang patih, kedua pangeran putra raja itu pun dikirim ke sebuah padepokan Begawan Girinata yang terletak jauh di atas puncak gunung. Kedua pangeran itu pun diajari ilmu bela diri oleh sang begawan. Pangeran Mundingkusuma diberi sebuah cincin yang sakti mandraguna, sedangkan Pangeran Mundingwijaya diberi sebuah kitab oleh sang Begawan.

Sementara itu, di istana, Sang Prabu sedang menderita sakit keras karena ulah seorang penyihir jahat bernama Bahman. Patih Danajaya mengatakan bahwa satu-satunya yang bisa menyembuhkan penyakit sang Prabu hanyalah Bahman sendiri.

Pangeran Mundingkusuma dan Mundingwijaya pun melawan Bahman. Pada awalnya, Pangeran Mundingkusuma berhasil mengalahkan Bahman karena cincin kesaktiannya, namun ternyata itu hanyalah akal-akalan Bahman yang sudah tahu kehebatan cincin itu. 

Bahman berpura-pura hendak mengobati sang Prabu dan ia pun menyalami tangan Pangeran Mundingkusuma. Ketika mereka bersalaman, Bahman menarik tangan Mundingkusuma dan mengambil cincin tersebut. Akhirnya dengan mudah Bahman mengalahkan sang pangeran dan mengambil kekuasaan.

Akhirnya, Pangeran Mundingkusuma dan Mundingwijaya pun menyadari bahwa mereka tidak bisa mengalahkan Bahman tanpa bersatu. Mereka pun kemudian mencari kitab yang dulu diberikan sang Begawan kepada Mundingwijaya. Ternyata kitab tersebut berisi siasat pertempuran.

Berkat bersatunya Pangeran Mundingkusuma dan Mundingwijaya, Bahman yang sangat kuat pun kalah dengan siasat. Bahman pun dipaksa untuk menyembuhkan penyakit Sang Prabu dan setelah itu dia diasingkan ke hutan yang dalam agar tidak berbuat keonaran lagi.

Kerajaan itu pun kembali kepada kehidupan yang aman dan tentram.

Cerita ini mengajarkan kepada kita, bahwa kebenaran akan selalu mengalahkan kejahatan. Namun, lebih dari itu, semua itu akan dapat dicapai dengan persatuan dan strategi yang tepat.

Demikianlah resensi dari kami, terima kasih sudah membaca.





Baca juga dongeng-dongeng yang tak kalah menarik lainnya:

close