Teknik Penulisan Berita
Teknik Penulisan Berita
Putra
(2008) secara umum menjelaskan, organisasi suatu berita dibentuk dari unsur-unsur berikut ini:
1)
judul. Judul adalah kalimat atau penggalan kalimat atau ungkapan yang dinilai
mencerminkan isi berita. Judul harus singkat, menarik, luas dan merangsang
pembaca untuk mengikuti berita tersebut.
2) Lead.
Lead atau teras berita merupakan
rangkuman berita. Dengan hanya membaca lead, pembaca sekurang-kurangnya sudah
mengerti pokok soal yang akan disajikan selanjutnya. Lead banyak macamnya.
Diantaranya adalah: a. Newspeg lead,
lead yang cocok untuk majalah mingguan atau bulanan, b. Summary lead (Summing up lead), lead ini cocok untuk surat kabar
harian. Lead ini singkat, padat, dan jelas serta paling banyak digunakan.
Umumnya pendek, maksimal tiga kalimat yang terdiri atas 25 kata atau paling
banyak 30 kata. Penekanan atau angle
(sudut pandang berita) dipilih pada bagian penting dan menarik. Gunakan who bila yang bicara lebih penting dari
apa yang dibicarakan. Gunakan what
jika yang dibicarakan justru lebih penting, atau pilihlah lead why bila motif/penyebabnya dinial lebih
penting, c. Teaser lead (lead
menggoda), cocok untuk tulisan features, lead nyentrik. Jenis ini pun bisa
dipakai untuk tulisan feature atau karangan khas, d. Quotation lead, lead yang dimulai dengan kutipan pernyataan narasumber.
3) Body, atau batang tubuh. Bodi
menjelaskan bagian-bagian yang terungkap secara utuh dan lengkap dalam lead,
baik menyangkut 5W+1H atau pengembangannya sebagai prinsip dasar bagi seorang
wartawan dalam meliput berita,
4) penutup. Sebelum menutup atau mengakhiri
suatu berita, adalah baik bila wartawan memperkaya tulisan tersebut dengan
informasi atau data-data tambahan agar tulisan tidak terasa “kering” dan
kehilangan nuansa.
Banyaknya fakta yang harus
ditulis dengan waktu yang terbatas menyebabkan seorang jurnalis mencari cara
yang paling mudah untuk menulis berita. cara itu dinamakan pola piramida
terbalik. Dengan pola ini, pesan berita disusun secara deduktif, simpulan
terlebih dahulu pada paragraf pertama, disusul dengan penjelasan dan uraian
yang lebih rinci pada paragraf berikutnya. Materi disusun sesuai dengan urutan
terpentingnnya. Informasi yang disajikan, semakin ke bawah semakin kurang
penting dan makin banyak detail.
Judul merupakan identitas terpenting dalam sebuah berita. Judul juga bisa dijadikan
penanda karakter suatu media. Profesionalitas media, sedikit–banyak tercermin pada judul–judul
yang dimuatnya. Oleh karena itu, hendaknya judul merujuk pada bahasa yang baku . Judul mesti spesifik, tidak hanya mewakili dan mencerminkan teras berita,
melainkan juga mengandung kata–kata khusus.
Sesudah judul, lead merupakan bagian yang tidak bisa
dilupakan dalam penulisan berita. Lead adalah paragraf pertama yang memuat fakta
atau informasi terpenting dari seluruh berita (Permana 2006:24). Lebih lanjut
permana menambahkan, lead mempunyai
empat fungsi yakni atraktif, introduktif, korelatif dan kredibilitas.
Atraktif, lead harus mampu membangkitkan perhatian
dan minat pembaca pada topik atau peristiwa yang dilaporkan. Introduktif, lead harus mampu mengantarkan pokok
persoalan yang dikupas dengan tegas dan jelas atau dengan kata lain menjawab
pertanyaan siapa melakukan apa, di mana, kapan, mengapa dan bagaimana. Korelatif, kalimat dan paragraf pertama pada lead harus bisa membuka jalan bagi kemunculan kalimat dan
paragraf kedua dan seterusnya.
Untuk menghubungkan lead dan tubuh berita diperlukan paragraf
pengait yang disebut bridge atau
jembatan. Bridge biasanya berisi keterangan yang berfungsi mempertegas
penjelasan dalam lead berita.
Body atau
tubuh berita isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat,
dan jelas. Dengan demikian body
merupakan perkembangan berita. informasi dalam lead dipaparkan pada bagian tubuh berita. Unsur berita yang
dikembangkan dalam tubuh adalah why
dan how. Why dituliskan dengan mengemukakan sebab mengapa peristiwa itu
dapat terjadi. Selain itu, why juga
menjelaskan dampak yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut.
Sementara itu, how
mendeskripsikan bagaimana peristiwa itu terjadi. Kronologis peristiwa sangat
diperlukan dalam memaparkan berita. Dalam menuliskan how, penulis harus mampu mendeskripsikan
kronologis peristiwa dengan jelas, agar pembaca dapat dengan mudah menangkap
isi berita.
Bagian leg atau kaki berisi tentang informasi yang dianggap tidak
terlalu penting. Bagian kaki berita hanya dipakai sebagai
penjelas informasi saja seperti bagian tubuh berita. Biasanya, leg berisi pendapat seseorang yang
terlibat atau menjadi saksi dari suatu peristiwa yang diberitakan.
Secara umum
dapat disimpulkan, penulisan teks berita disusun dengan pola piramida terbalik
sesuai dengan urutan terpentingnya. Informasi disajikan semakin ke bawah
semakin kurang penting dan semakin banyak detail menurut pola penulisan
deduktif.
Baca Juga: