Contoh Teks Berita Hasil Penerapan Model Investigasi Kelompok oleh Siswa
Kita telah membaca Penerapan Model Investigasi Kelompok pada Pembelajaran Menulis Teks Berita.
Dalam post kali ini, akan kami hadirkan beberapa contoh teks berita sebagai hasil penerapan model pembelajaran tersebut.
Berita-berita berikut ini ditulis sendiri oleh para siswa, ditulis secara langsung setelah melakukan investigasi dan pengamatan di Candi Ngempon yang terletak di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang.
Siswa Kelas VIII Kunjungi Candi Ngempon
Selasa, 13 Maret
2012 siswa kelas VIII SMP 17 Bawen mengunjungi Candi Ngempon. Bersama dengan
guru Bahasa Indonesia, M Rifan Fajrin, mereka mengunjungi Candi Ngempon untuk
belajar menulis teks berita secara berkelompok.
Candi Ngempon
adalah mahakarya peninggalan masa kejayaan Hindu. Lokasi candi berada di tengah
sawah di Desa Ngempon, Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Menurut warga,
candi ini ditemukan oleh seorang petani bernama Kasri pada tahun 1952. Ketika
mencangkul di sawah, paculnya membentur batu yang ternyata batu candi.
Siswa siswi merasa
senang dengan kegiatan ini. Dengan demikian mereka bisa belajar menulis berita
sambil refreshing berjalan-jalan ke luar kelas.
Candi Ngempon Ramai Dikunjungi
Di Kabupaten
Semarang, terdapat dua candi yang bagus. Pertama Candi Gedongsongo, dan kedua
adalah Candi Ngempon yang terletak di Desa Derekan, Kecamatan Bergas. Candi
Ngempon ditemukan oleh Kasri pada tahun 1952.
Pada hari minggu
dan hari libur Candi Ngempon ramai dikunjungi. Pengunjung cukup membayar tiket
masuk Rp. 1000,00 Menurut Pariyanto,
juru kunci Candi Ngempon yang menggantikan ayahnya Kasri, rata-rata pengunjung
di hari libur atau hari Minggu mencapai 35-50 orang. Tetapi pada hari-hari
biasa sangat sepi.
Selain mengamati
bangunan Candi, cukup dengan membayar Rp. 2.000,00 pengunjung juga dapat
berendam di pemandian air panas. Bagi yang suka permainan dan game, pengunjung
bisa juga bermain flying fox yang juga ada di kompleks Candi Ngempon.
Candi Ngempon Terbuka 24 Jam
Berbeda dengan
objek-objek wisata dan situs bersejarah lainnya, Candi Ngempon terbuka 24 jam.
Hal itu disampaikan oleh Pariyanto, pengelola Candi Ngempon yang terletak di
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, Selasa, 13 Maret 2012.
“Justru pengunjung
banyak yang datang malam hari. Ini dikarenakan ada petirtaan (pemandian) air
hangat yang ada di kompleks Candi Ngempon,” tutur Pariyanto yang merupakan
putra dari Kasri, petani yang menemukan Candi Ngempon pertama kali pada tahun
1952.
Untuk dapat
menikmati pemandian air panas, pengunjung hanya merogoh kocek Rp. 2000,00 saja.
Sebelum berendam di air hangat, pengunjung disarankan untuk makan terlebih
dahulu. Tujuannya agar badan tidak lemas setelah berendam. Bagi pengunjung yang
tidak membawa bekal, tidak perlu kuatir, banyak pedagang dan warung di dalam
kompleks Candi Ngempon yang menyediakan makanan mulai dari nasi rames, mie,
sampai warung ikan bakar dan pemancingan.
Bilyard dan Karaoke Merusak Suasana Candi Ngempon
Candi Ngempon juga
sering digunakan untuk ibadah umat agama hindu di hari raya Galungan, seperti
kata Pak Fajrin guru bahasa indonesia. Tidak hanya sebagai tempat wisata saja,
karena itu adanya bilyard dan karaoke musik dangdut menyebabkan merusak suasana
candi Ngempon. Hal ini diketahui pada hari Selasa, 13 Maret 2012 ketika siswa
kelas VIII SMP 17 Bawen pergi ke candi Ngempon untuk belajar menulis berita.
Mungkin karena pada
hari itu tidak hari raya sehingga kalau tidak ada musik dangdut akan terasa
sepi. Hiburan selain musik dangdut adalah pemandian air hangat, flying fox, dan
pemandangan sungai dan sawah, kata Pariyanto sang juru kunci.
Fungsi Religi Candi Ngempon Masih Ada
Perpustakaan Belum Ada
di Sekolah
SMP 17 Bawen sampai
sekarang ini masih belum punya
perpustakaan sekolah sendiri dikarenakan
tidak ada tempat dan tidak ada buku untuk perpustakaan. Buku-buku yang bisa di
pinjam siswa baik itu buku pelajaran apalagi buku bacaan dan hiburan sangat
sedikit sekali jumlahnya.
Belum ada tempat khusus untuk perpustakaan. Untuk sementara perpustakaan masih
berada diruang guru.
Lomba Kebersihan Kelas
Siswa
SMP 17 Bawen seminggu ini gemar membersihkan kelasnya mereka sendiri karena ada
lomba kebersihan kelas. Lomba ini tujuannya untuk menyambut kedatangan penilik
sekolah Bapak Agung Patrianto agar tidak malu kalau kelasnya kotor. Kelas
terbersih akan mendapatkan hadiah dari kepala sekolah, Ibu Endang Lestari
Rahayu, S.Pd.
Kelas VIII Ingin
Menjadi Juara Lomba
Pada
tgl 27 pebruari 2012, bertempat di smp 17 Bawen kelas VIII ingin memenangkan
lomba kebersihan yang di adakan oleh Kepala Sekolah. Kelas VIII orangnya
pandai-pandai dan baik-baik, dalam beberapa lomba sering di menangkan kelas
VIII, contohnya: lomba Sepakbola, kebersihan, tenis, dll.
Persiapan Ujian
Nasional
Kelas
IX mendapat jam tambahan belajar untuk mapel yang dijadikan Ujian Nasional. Jam
tambahan itu dilaksanakan setelah pulang sekolah. Jam tambahan diberikan oleh
Bu Endang, Bu Feri, Bu Elly, dan Bu Mislichah yang mengampu mapel yang diujikan
saat UN bulan April mendatang.
Banyak
siswa yang mengaku ketakutan dan khawatir tidak lulus. Banyak dari mereka yang
sebenarnya menginginkan UN tidak ada seperti yang dikatakan oleh Bayu dan Angga
siswa kelas IX. Tetapi banyak siswa yang masih membolos tidak mengikuti jam
tambahan. Setelah pulang sekolah mereka langsung pulang dengan alasan lapar.
Kegiatan
Ekstrakurikuler Minim
Banyak
siswa SMP 17 Bawen yang memiliki bakat yang bagus. Misalnya, Roy murid kelas
VIII bisa bermain band. Tetapi bakat mereka banyak yang tidak tersalurkan. Roy
yang berasal dari Denpasar Bali ini adalah drummer.
Di
SMP 17 Bawen tidak ada kegiatan ekstrakurikuler. Padahal selain Roy, banyak
lagi yang punya bakat, misalnya Wahyu gemar bermain sepak bola. Tetapi sekolah ternyata
tidak siap membuat ekstrakurikuler karena keterbatasan biaya dan waktu. Guru
yang melatih ekstra juga tidak ada.