Tinjauan Cooperative Learning Method Tipe TGT (Team Game Tournament)

Cooperative Learning Method tipe TGT 

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 

(Team Game Tournament)

 

rifanfajrin.com

       Teams Games-Tournaments (TGT) pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards. Dalam TGT, para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat sampai lima orang siswa yang berbeda-beda tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya (Slavin, 2008:11). Gagasan utama dari pembelajaran TGT adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan saling membantu satu sama lain dalam menguasai pelajaran yang diajarkan oleh guru.

     Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran (Slavin, 2008). Secara umum, pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri atas lima komponen. Menurut Slavin (2008:143-146), komponen-komponen tersebut meliputi :


1. Penyajian materi

Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi mula-mula diperkenalkan dalam penyajian materi. Sering kali ini merupakan instruksi langsung atau diskusi yang dipandu oleh guru. Dalam hal ini siswa menyadari bahwa mereka harus memperhatikan selama penyajian materi karena dengan demikian akan membantu mereka mengerjakan game dengan baik, skor game mereka menentukan skor kelompok.

2.  Tim


Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Setelah guru menyajikan materi, kelompok bertemu untuk mempelajari lembar kerja atau materi yang telah disampaikan oleh guru. Seringkali, dalam pembelajaran tersebut melibatkan siswa untuk mendiskusikan soal bersama dan membandingkan jawaban atau menyelesaikan dan mengoreksi jika teman sekelompoknya membuat kesalahan. Setiap kali anggota kelompok ditekan untuk menjadi yang terbaik bagi timnya, dan tim melakukan yang terbaik untuk membantu anggotanya. Tim memberi dukungan untuk pencapaian akademik yang tinggi dan memberikan perhatian saling menguntungkan.

3. Game

Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen terakhir.

4.  Turnamen


Turnamen merupakan struktur game yang dimainkan. Biasanya diselenggarakan pada akhir unit, setelah guru melaksanakan penyajian materi dan tim telah berlatih dengan lembar kerja. Turnamen pertama, guru menempatkan siswa ke meja turnamen, lima siswa yang terbaik pada hasil belajar yang dulu pada meja satu, lima siswa yang berikutnya pada meja dua dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan siswa dari semua tingkat hasil belajar yang lalu memberi kontribusi pada skor timnya secara maksimal jika mereka melakukan yang terbaik. Setelah turnamen putaran pertama siswa pindah meja tergantung hasil mereka pada turnamen akhir. Pemenang pertama pada setiap meja ditempatkan ke meja berikutnya yang lebih tinggi, pemenang kedua tetap berada di meja yang sama, dan yang kalah diturunkan ke meja dibawahnya.

Secara skematis model pembelajaran TGT untuk turnamen tampak seperti pada gambar berikut.


 rifanfajrin.com

 Skema Pertandingan atau Turnamen TGT (Slavin, 1995:56)

            Keterangan:

                        i.        A1, B1, C1: siswa berkemampuan tinggi.

                      ii.         A(2,3,4), B(2,3,4), C(2,3,4): siswa berkemampuan sedang.

                    iii.         A5, B5, C5: siswa berkemampuan rendah.

                    iv.         TT1, TT2, TT3, TT4, TT5: Tournamen Table (1,2,3,4,5).

Dalam turnamen, setelah terbentuk suatu kelompok kemudian dilakukan suatu permainan dengan menggunakan beberapa pertanyaan yang didesain dalam sebuah kartu soal untuk dijawab setiap siswa dalam kelompoknya. Tiap siswa kelompok akan mendapat tugas yang berbeda, setelah itu diadakan tahap berikutnya (kompetisi dilakukan secara individu). Pembagian kelompok kompetisi ini diperoleh berdasarkan skor yang diperoleh siswa pada saat permainan sebelumnya.

5. Rekognisi tim


Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing tim akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu :

a.   Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

b.  Menyajikan informasi

Pada tahap ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan  demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

c.  Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok sebelum melaksanakan pembelajaran. Masing-masing kelompok terdiri dari empat sampai lima siswa. Guru juga membantu kelompok-kelompok tersebut dalam menyelesaikan tugasnya.

Cara menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok adalah sebagai berikut :

1. Mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan skor awal yang diperoleh dari nilai rapor atau skor tes.

2. Membagi daftar siswa yang telah urut tersebut menjadi empat bagian.

3. Mengambil satu siswa dari tiap perempatan tersebut sebagai anggota kelompok dan pastikan tim-tim yang terbentuk berimbang berdasarkan jenis kelamin.

4. Kerja kelompok
Anggota kelompok menggunakan lembar kegiatan siswa atau perangkat   pembelajaran lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, kemudian saling membantu untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan saling membantu untuk menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, diskusi, dan game. Materi diolah siswa sendiri bersama dengan kelompoknya sehingga siswa lebih mengerti dan memahami materi serta memungkinkan munculnya pertanyaan-pertanyaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Sedangkan guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugasnya. Pada akhir pembelajaran, satu atau beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerjanya untuk dibahas ddalam diskusi kelas. Siswa dapat mengajukan pertanyaan, tanggapan dan memberikan jawaban.

6.  Evaluasi mandiri

Selama proses pembelajaran guru melakukan evaluasi dan bimbingan. Selain itu guru mengevaluasi hasil belajar siswa tentang materi yang telah dipelajari dengan memberi tes tertulis. Siswa dalam mengerjakan tes tidak diperbolehkan untuk bekerjasama dengan siswa lainnya maupun anggota kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan tes, tes tersebut dikoreksi oleh guru untuk mendapatkan hasil belajar. Skor tim diperoleh dari penjumlahan yang diperoleh tiap anggota kelompok. Kelompok yang memperoleh nilai tertinggi diberi penghargaan.

Aturan permainan pada tiap meja turnamen model pembelajaran dalam kooperatif TGT adalah sebagai berikut :

1.   Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dahulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian

2. Pemain yang menang undian mengambil soal dengan cara diundi dan  diberikan kepada pembaca soal.

3. Pembaca soal membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain.

4. Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal.

5. Setelah waktu yang ditentukan selesai, pemain yang tidak memberikan jawaban maka dilemparkan ke penantang yang berada disebelahnya.

6.   Pembaca soal membuka kunci jawaban dan skor diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.

7.   Jika pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja

8.   Permainan selesai jika kartu telah selesai dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap pemain dalam satu meja dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan penantang.

9.  Pembaca soal hanya bertugas membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban kepada peserta lain.

10. Setelah kartu selesai dijawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang  telah disediakan.

11. Setiap pemain kembali dalam kelompok masing-masing untuk menjumlahkan poin yang diperoleh kelompok.

 Demikianlah Tinjauan Cooperative Learning Method Tipe TGT (Team Game Tournament)

Semoga bermanfaat.


close