Perbuatan Baik Pagi Hari

Pada saat kita mengawali hari dengan berbuat baik, yakinlah bahwa kita akan mudah melakukan kebaikan-kebaikan yang lain dalam satu hari aktivitas kita.

Mengapa demikian? 

Seseorang yang mengawali hari dengan baik, dia telah siap secara lahir dan batin untuk menjalani aktivitas. Dia bangun pagi dengan suasana hati yang tentram, membuka pintu rumahnya, menghirup udara segar menyerbu paru-parunya. Dan bagi seorang pelajar, ketika tugas-tugas sudah dia selesaikan, dia sudah siap dan semangat untuk pergi ke sekolah.

Sebaliknya, pada saat kita mengawali hari dengan buruk, kecenderungan untuk kemrungsung alias grusa-grusu itu kuat sekali. Dalam satu hari, entah kenapa, banyak sekali kesalahan-kesalahan yang diperbuat.


Nah, berangkat dari situlah, pagi ini sesi latihan menulis halus atau menulis tegak bersambung saya rancang sedikit berbeda dari biasanya.

Dalam kesempatan latihan menulis halus sebelum-sebelumnya, saya meminta anak-anak menulis Ikrar Sumpah Pemuda, berikutnya anak-anak saya minta menulis puisi untuk orang tua, atau puisi untuk para pahlawan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November, menulis biodata dan cita-cita, dan sebagainya.



www.rifanfajrin.com



Untuk pagi ini beda. Saya mengajukan tiga pertanyaan yang harus mereka tulis dan mereka jawab secara tertulis dengan menggunakan tulisan tegak bersambung.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut ini.
  1. Pagi ini, ketika bangun tidur, apakah kamu berdoa?
  2. Pagi ini, apakah kamu sudah berbuat baik?
  3. Jika sudah berbuat baik, perbuatan baik apakah yang sudah kamu lakukan pagi ini?


"Menulis kebaikan apa saja, Pak?"

"Ya. Semua yang kamu anggap sebagai perbuatan baik untuk orang lain, tulislah!" jawab saya.

"Kemarin, boleh?"
"Tidak. Tulislah kebaikan yang kamu lakukan pagi ini, sejak kalian bangun tidur sampai sekarang ini di sekolah."

Saya kasih contoh.

"Pagi ini, setelah subuh, saya sudah menjemur pakaian yang semalam saya cuci. Kemudian setelah mandi, saya sudah membuatkan segelas susu untuk istri saya. Selanjutnya, saya memboncengkan adik saya untuk pergi ke tempat kerjanya. Setidaknya sudah ada tiga kebaikan yang saya lakukan," saya menjelaskan kepada anak-anak.

Gilang kemudian mengangkat tangan.

"Pak, saya mandi sendiri dan berganti pakaian sendiri, Pak!" katanya.

"Itu perbuatan baik? Apakah hal itu merupakan kebaikan untuk dirimu sendiri, atau untuk orang lain juga?" tanya saya.

Gilang pun menjawab, "Baik to Pak. Kan kalau saya mandi dan ganti baju sendiri, jadi kan tidak merepotkan Ibu, Pak!"

"Bagus! Kalau begitu, tulislah itu sebagai kebaikan yang telah kamu lakukan!"


Selain Gilang, Feli juga mengangkat tangannya untuk bertanya.

"Kalau saya tulis membantu Ibu bagaimana Pak?" Feli

"Membantu dalam bentuk apa? Membantu itu banyak sekali contohnya," saya ingin yang lebih spesifik.

"Membantu ibu mencuci piring," jawab Feli

"Oo.. Kalau begitu, tulislah 'membantu Ibu mencuci piring', Mbak Feli."

Anak-anak pun mulai menulis, dengan perlahan, dengan hati-hati, karena saya katakan yang penting tulisannya betul. Ya, kami sedang berlatih menulis huruf tegak bersambung. Harus betul bentuk dan panjang/tinggi pendeknya huruf.

Mereka menulis sambil berbicara. Banyak di antara mereka yang merasa belum melakukan kebaikan apa pun pagi itu.

"Wah! Bangun tidur aku tidak berdoa. Aku juga belum melakukan kebaikan," kata Gibran kepada teman-temannya.

"Pak, kalau pertanyaan nomor 2 jawabannya tidak, saya belum melakukan kebaikan, lalu bagaimana menjawab yang nomer tiga?"

"Kamu boleh mengosongkan jawabannya. Atau menulis bahwa kamu belum melakukan kebaikan hingga pagi ini. Tapi jangan kuatir, hari ini masih panjang, kalian masih bisa melakukan kebaikan-kebaikan setelah ini, atau bahkan mulai saat ini juga."

Setelah mereka selesai menulis, mereka mengumpulkan pekerjaannya di meja saya.

Saya menandatangani pekerjaan mereka dan membacanya satu persatu.

"Wadduuuuhhh.... kok hampir semua anak lupa berdoa saat bangun tidur?" saya tanya.

"Iya, Pak! Saya selalu lupa berdoa. Tapi saya kan langsung solat, Pak!" jawab Gibran.

 Ya, hampir semua siswa menulis tidak berdoa ketika bangun tidur tadi. Siswa yang berdoa, sulit saya ingat kembali siapa saja mereka. Seingat saya hanya Daniel. Mungkin ada lagi beberapa siswa, tapi saya tidak ingat.

Untuk pertanyaan nomor 2 dan 3, (lagi-lagi) seingat saya, ada dua siswa yang menjawab BELUM Melakukan Kebaikan apa-apa. Mereka adalah Gibran dan Daniel.

Sementara itu, anak-anak yang menjawab telah melakukan kebaikan, hampir semuanya menyertakan "pamit dan salaman kepada orang tua sebelum pergi ke sekolah".

Kebaikan lain yang mereka tulis yaitu:

  • menjaga adik
  • membantu ibu memasak
  • mengisi botol minuman papi
  • menyapu
  • membantu menyiapkan bekal
  • menata buku pelajaran
  • dan lain-lain

Setelah selesai semuanya, mulailah seperti biasa saya ceramah. Saya tahu, ini sangat membosankan. Tapi entah mengapa, saya senang melakukannya.

"Anak-anak, misalnya ketika kita berangkat sekolah, lalu kita ketemu sama tetangga di depan rumahnya. Kita menyapa dan tersenyum kepada tetangga. Apakah hal itu termasuk kebaikan?" saya bertanya.

"Ya, Pak!" 

"Apa kebaikannya? Atau, mengapa itu baik?"

Anak-anak diam, sehingga saya melanjutkan, "Kita bersikap ramah kepada tetangga kaan? Itu perbuatan yang baik."

Nah, Mas Daniel dan Mas Gibran, mungkin pagi ini mereka memang tidak dapat menuliskan apa kebaikannya. Tapiii.... hal itu bukan berarti mereka tidak baik lo! Mungkin saja kaaan, sebenarnya mereka telah berbuat baik, tapi tidak disadari, sehingga tidak dituliskan. Atau mereka tahu itu perbuatan baik, tapi telah dianggap sebagai sesuatu yang biasa saja.

Seseorang yang sudah terbiasa mencuci pakaian dengan tangan, dia akan menganggap pekerjaan mencuci itu biasa saja. Begitu juga. Kalau sudah biasa melakukan perbuatan baik, ya perbuatan itu menjadi biasa, atau tepatnya dia merasa tidak istimewa.

Padahaal... setiap kebaikan itu tidak ada yang sepele bagi Tuhan YME. Sekecil apa pun, akan bernilai.

"Kamu tersenyum dan membuat orang lain senang, itu juga merupakan kebaikan yang mudah dilakukan. Tetapi indah sekali."

[]

Baca cerita yang lain: Games agar kita saling mengenal
close