Permainan Komunikata: Pesan Berantai dengan Berbisik
Permainan Komunikata: Pesan Berantai dengan Berbisik
Beberapa hari lalu, pada awal-awal masuk sekolah di semester dua ini, saya mengajak anak-anak untuk bermain komunikata. Apa itu permainan komunikata? Sederhananya, komunikata adalah sebuah permainan kelompok yang dimainkan dengan cara menyampaikan pesan secara berantai dari orang pertama hingga orang terakhir. Penyampaian pesan tersebut dilakukan secara berbisik.
Mungkin ada versi lain tentang bagaimana teknis permainannya. Hal itu tentu tidak menjadi masalah. Tergantung kesepakatan dan bagaimana kreativitas guru dalam pelaksanaannya.
Tujuan dari permainan ini, yang pertama adalah melatih konsentrasi. Dalam hal ini adalah indera pendengaran. Siswa harus menyimak dengan seksama isi pesan yang disampaikan oleh si pembawa pesan, agar dia pun juga bisa menyampaikan pesan tersebut kepada kawannya yang lain.
Yang ke dua, adalah memupuk kekompakan dan kerja sama di dalam sebuah kelompok. Permainan komunikata adalah permainan kelompok.
CARA BERMAIN KOMUNIKATA
Saya membagi siswa ke dalam dua kelompok. Pada kesempatan kemarin, saya bagi mereka menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Jumlah siswa laki-laki dan siswa perempuan di kelas kami sama banyak, yaitu masing-masing 8 orang siswa.
Setelah berkelompok, mereka membentuk dan mengatur formasi. Ini berkaitan dengan strategi. Mereka menentukan siapa orang pertama yang akan menyampaikan pesan dari saya, siapa orang kedua dan seterusnya, hingga siapa orang terakhir yang harus menyebutkan isi pesan dari saya.
Isi pesan saya tuliskan pada selembar kertas kecil. Pada tiap sesi, saya berikan 5 kata untuk masing-masing kelompok.
Kelompok yang menang, adalah kelompok yang bisa menyebutkan lebih banyak isi pesan secara betul.
JALANNYA PERMAINAN
Sesi pertama
Kelompok perempuan mendapat 5 kata yaitu: susu, telur, daging, ikan, dan keju.
Sedangkan 5 kata untuk kelompok laki-laki adalah: tahu, tempe, roti, sambal, dan nasi.
Dalam waktu satu menit, mereka menyampaikan pesan tersebut secara berantai. Pesan harus disampaikan dengan berbisik. Peserta dilarang bicara keras sehingga kata-kata tersebut didengar oleh orang lain selain yang dibisiki.
Sesi Kedua
Pada sesi ke dua, kelompok perempuan mendapatkan 5 kata yaitu: kuda nil, kerbau, sapi, zebra, dan kambing.
Sedangkan untuk kelompok laki-laki, mereka mendapat 5 kata: ikan mas, ayam, bangau, bebek, dan merpati.
Sesi ketiga
Untuk sesi terakhir, masing-masing kelompok saya berikan 5 nama orang.
5 nama untuk perempuan adalah: Susi, Tati, Ani, Dina, dan Indah.
5 nama untuk laki-laki adalah: Bambang, Agus, Dodo, Edi, dan Joko.
PENGUATAN SETELAH PERMAINAN
Pada akhir permainan, kelompok perempuan mendapatkan nilai 10, sedangkan kelompok laki-laki berhasil mengumpulkan nilai 11. Dengan demikian kelompok laki-laki-lah yang memenangkan permainan.
Beberapa saat kelompok perempuan terlihat "saling menyalahkan", menganggap temannya kurang jelas dalam menyampaikan, dan sebagainya.
Di sinilah peran kita sebagai guru. Kita harus bisa mengendalikan situasi ini.
Beberapa hal yang saya sampaikan di akhir permainan adalah sebagai berikut:
1. Di dalam sebuah permainan, wajar ada yang menang dan ada yang kalah. Yang lebih penting dari sekadar menang dan kalah, adalah semangat sportivitasnya. Kalau kalah jangan frustasi, dan kalau tim kita menang tunjukkanlah solidaritas.
Anak-anak pun serempak bernyanyi: "Kalau kalah jangan frustasi, kalau menang solidaritas, kita junjung sportivitas! Woo o oooo!" Hahahaaaa..
2. Manfaat dari permainan ini adalah, kita harus bisa berkonsentrasi agar bisa menyampaikan pesan secara utuh. Pesan itu seringkali seperti air yang kita alirkan melalui selang. Apabila ada air satu gayung dan dialirkan melalui selang, apakah air itu akan semuanya sampai di ujung selang? Tidak! Mengapa? Karena sebagian dari air tersebut juga membasahi bagian dalam selang, sehingga tidak sampai di ujung.
Oleh sebab itu, jangan seperti air yang mengalir di selang. Begitu pula saat menerima pelajaran di kelas. Anak yang selalu memperhatikan penjelasan dari guru, terkadang masih saja dia tidak bisa memahami semua penjelasan tersebut. Apalagi mereka yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
Maka mari, mulai sekarang kita perhatikan penjelasan guru dengan lebih seksama lagi!
3. Belajar sambil bermain. Kita mengingat pelajaran secara lebih mudah dengan bermain. Bila kita lihat, kata-kata yang disampaikan pada sesi pertama semuanya adalah mengenai kelompok makanan. Apakah anak-anak menyadarinya?
Syukurlah, anak-anak kemudian bisa menyimpulkan, bahwa 5 kata yaitu susu, telur, daging, ikan, dan keju, itu adalah makanan/proteni yang berasal dari hewan. Namanya adalah protein hewani.
Sedangkan 5 kata untuk kelompok laki-laki yaitu: tahu, tempe, roti, sambal, dan nasi adalah makanan yang berasal dari tumbuhan, dan disebut sebagai protein nabati.
Begitu pula dengan kata-kata pada sesi kedua. Mereka kemudian bisa menyimpulkan bahwa kata-kata yang disampaikan pada sesi tersebut adalah kelompok hewan Ovipar dan Vivipar.
Kuda nil, kerbau, sapi, zebra, dan kambing adalah kelompok vivipar, atau hewan yang berkembang biak dengan cara beranak (melahirkan).
Sedangkan ikan mas, ayam, bangau, bebek, dan merpati, adalah kelompok hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar).
BACA JUGA: Arisan Ilmu - Sebuah Pembelajaran Menyenangkan di SD Labschool Unnes
Semoga bermanfaat untuk kita dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa-siswi kita!