Memahami Keinginan Siswa dalam Pembelajaran

Memahami Keinginan Siswa dalam Pembelajaran
"Aku Ingin" dan "Aku Tidak Ingin"


#Latepost

Mengawali tahun ajaran baru kemarin, yang pertama ingin kulakukan adalah mengerti keinginan murid-muridku. 

Mengapa? Pertama, jelas aku ingin mengenal lebih dekat murid-muridku. Sebelumnya aku hanya mendengar cerita-cerita tentang mereka dari wali kelas sebelumnya. 

Kedua, setelah aku sedikit mengenal mereka, aku ingin membuat suatu rencana pembelajaran yang sesuai dengan keinginan mereka meskipun bila kupikir-pikir, rasanya tidak mungkin aku bisa menuruti keinginan semua anak secara bersamaan.

Ketiga, aku ingin memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kekuranganku dalam pembelajaran pada tahun sebelumnya. Tahun lalu, seperti yang pernah kutulis dan kusampaikan dalam refleksi akhir tahun pembelajaran, tahun lalu merupakan masa yang paling menyedihkan bagiku dalam hal mengajar. Yah, meskipun memang masa mengajarku masih seumur jagung, tetapi dulu waktu masih mahasiswa pun aku sudah mulai latihan mengajar. Dan hasilnya tidak buruk-buruk amat. :(

Dalam hal akademik, pencapaian murid-muridku tahun lalu sebenarnya tidak terlalu buruk. Tetapi aku merasa gagal. Aku merasa banyak sekali persoalan yang bahkan sampai saat ini pun masih terasa mengganjal di hati kalau mengingatnya. 

Oleh sebab itu, aku bertekad, tahun ini harus lebih baik, harus lebih jos! Dan, untuk mengawalinya, aku menyodorkan 10 pertanyaan kepada murid-muridku yang masing-masing mereka tuliskan pada selembar kertas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara garis besar terbagi menjadi dua hal, "Aku ingin" dan "Aku tidak ingin", dan hasilnya sebagai berikut:

1) Di kelas 3B aku ingin ....

Mayoritas siswa mengatakan Aku Ingin "Belajar". Hanya satu kata: "Belajar." Ada dua orang siswa yang merangkai kata "belajar" ini dengan keinginan yang lain, yaitu "Belajar dan mempunyai teman yang baik," dan satu lagi "Belajar lebih baik dan menggapai cita-cita".

Menyaksikan ini, bagus, dalam batinku. Dengan demikian aku bisa mengingatkan mereka bila suatu saat mereka lupa dengan keinginan/niat mereka ada di kelas ini, yaitu untuk belajar.

Sementara itu, ada satu orang muridku yang menulis, "Membaikkan (memperbaiki--edit) sifat-sifatku/membersihkan nama baikku). Aku tersenyum melihat ini. "Membersihkan nama baikku", ada maksud apa dengan ini? Untuk anak seusia mereka, kalimat ini bagiku cukup menarik.

Satu lagi, seorang siswa menuliskan satu keinginan yang simpel dan sekaligus mulia sekali (hihihi). Dia menulis, "Di kelas 3B aku ingin semua murid bahagia). Sesederhana itu, akan tetapi sangat mengesankan bagiku. Diam-diam aku memang sepakat, bahwa kita semuanya harus bahagia, buat apa belajar menjadi pintar bila dalam prosesnya tanpa dibarengi kebahagiaan yang menyertai. :)

2) Aku ingin teman-temanku ....

Kerukunan. Inilah yang menjadi targetku. Dan anak-anak menyuarakan nada yang sama. Mereka menulis di kertasnya sebagai berikut: 
Aku ingin teman-temanku saling rukun dan baik terhadap aku, menerima, tidak bertengkar, bermain denganku, menyayangiku, tidak mengejekku, baik semua. 

Hal ini sangat menggembirakan tentu saja. Paling tidak, aku mencatat, semua anak pasti menginginkan suasana belajar yang rukun. Secara teori pasti begitu. Nah, dalam praktiknya nanti, bila anak-anak saling mengejek--namanya juga anak-anak---maka seperti poin pertama tadi, aku bisa mengingatkan mereka. "Ingat, bila rakyat Indonesia tidak bersatu, mungkin sampai saat ini kita masih dijajah oleh Belanda atau Jepang! Kalian mau kita dijajah, badan kita kurus kering, dan bercelanan karung goni?" kataku suatu ketika kepada mereka. Mereka menjawab, "Nggak maauuuu!!" Hehehe.

Oya, pada poin kedua ini, siswa yang tadi menuliskan kebahagiaan, dia kembali menulis: Aku ingin teman-temanku bahagia". Ah, kebahagiaan sukar sekali dirumuskan. Tetapi, ayo coba kita wujudkan, Nak!

3) Aku ingin Pak Rifan ....

Poin ini, kuanggap sebagai request dari anak-anak padaku. Tetapi coba kita lihat, kira-kira bisakah aku mewujudkan keinginan mereka ini. Seperti inilah yang mereka inginkan padaku:

"Aku ingin Pak Rifan baik, tidak memarahiku, membimbingku, mengajariku dengan baik." Kukira sampai di sini, permintaan mereka sangat wajar dan seharusnya tanpa diminta pun aku akan melakukannya. Hihihi. 

Namun, coba kita lihat yang lain. "Aku ingin Pak Rifan membuat kami pintar sekali dan akan ikut bergotong royong membuat kelas ini bersih!" (Baiklah, Nak! Insyaalloh)

"Aku ingin Pak Rifan memberikan pelajaran yang mudah!" (Baiklah. Semua pelajaran kelas 3 itu mudah, Nak! Mungkin yang kaumaksud adalah agar aku bisa mengajarimu dengan sejelas-jelasnya. begitu ya? Atau jangan-jangan, yang kau minta sebenarnya adalah soal-soal ulangan yang mudah? hihihi)

"Aku ingin Pak Rifan bila ulang tahun mengajak kami jalan-jalan." (Wah-wah, lha ini....:D)

4) Pada program Morning Meeting aku ingin ....

Aku ingin menyiram bunga, aku ingin bermain dan bermain, mencari harta karun, memainkan permainan tradisional, dan menonton film. 

Ya, Morning Meeting memang menjadi satu kegiatan Kamis Pagi yang mengasyikkan di sekolah kami. Kegiatan ini memang dirancang untuk menanamkan karakter, menunjang visi misi sekolah kami, dan dikemas dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak.

Untuk itu, aku mencatat beberapa keinginan mereka. Dan hingga kurang lebih dua bulan semester ini berjalan, inilah beberapa program dan permainan yang sempat kami lakukan: Bermain Gobak Sodor, Bermain Engklek (Taplak Gunung/Sudamanda), atau Ayo Berimajinasi!

5) Pelajaran yang aku sukai ....

Inilah pelajaran yang mereka catat sebagai pelajaran favorit. Bukan apa-apa, aku hanya ingin mengetahui minat mereka saja pada mata pelajaran tertentu. Rupanya, diantara mereka menulis jawaban yang heterogen. Semua mata pelajaran tertulis paling tidak tidak oleh seorang di antara mereka.

_________
Nah, sekarang tibalah saatnya kita melihat kebalikan dari poin 1-5 di atas. Mari kita simak satu per satu. :)

6) Di kelas 3B aku tidak ingin ....
7) Aku tidak ingin teman-temanku ....

Poin ke 6 dan 7 aku rangkum menjadi satu saja ya (hihihi, capek nulisnya).
Ya, kebalikan dari apa yang telah tertulis di atas tadi, maka pada bagian "Tidak Ingin" ini anak-anakku menuliskan bahwa mereka tidak ingin bertengkar satu sama lain, menyinggung perasaan, saling menakali.

Lalu kira-kira apa kebalikan dari "Aku ingin teman-temanku bahagia"? Yup, dia menulis, "Di kelas 3B aku tidak ingin semuanya sedih". "Aku tidak ingin teman-temanku bersedih". Baguslah, Nak. Ngomong-ngomong, pada pelajaran bahasa Indonesia bab antonim/lawan kata di kelas 5 nanti, sudah bisa kau jawab sekarang dengan mudah. Hihihi.

8) Aku tidak ingin Pak Rifan ....

Aku tidak ingin Pak Rifan galak atau memarahiku. Kebanyakan dari mereka menuliskan demikian. Suatu hari aku sampaikan kepada mereka, bahwa aku tidak pernah marah. Tapi itu masih "koma", belum "titik". Kalaupun mereka merasa bahwa mereka sedang dimarahi, aku bertanya kepada mereka, "Kira-kira apa yang mneyebabkan Pak Rifan marah yaa?" atau "Bertanyalah kepada diri sendiri, kebaikan atau kejelekan yang baru saja kita lakukan yaa?" Hihihi.

Oya, ada juga yang menulis, "Aki tidak ingin Pak Rifan menelantarkan kami dan membiarkan kelas kotor." "Aku tidak ingin Pak Rifan mengajariku dengan bersifat jahat." :D Satu lagi menulis begini, "Aku tidak ingin Pak Rifan memberikan pelajaran yang susah!" (hihihi, kalian pasti tahu, kalimat tersebut merupakan kebalikan dari kalimat yang manakah?)

9) Pada program Morning Meeting aku tidak ingin ....

Aku mencatat jawaban yang unik menurutku. Aku menjadi bertanya-tanya ketika mereka menuliskan "Pada program Morning Meeting aku tidak ingin Bertengkar." Bertengkar? Apa maksudnya? Kenapa tidak hanya satu siswa yang menulis "bertengkar"? Memangnya mereka pernah bertengkar pada program Morning Meeting? Rasa-rasanya aku belum pernah mendengar anak-anak bertengkar pada program ini. Atau mungkin yang mereka maksud adalah ada beberapa siswa yang ngambek ketika program yang dilakukan hari itu ternyata tidak sesuai dengan keinginan mereka? Hihihi. (Beberapa waktu lalu ada dua orang siswa yang ngambek dan tidak ikut ambil bagian ketika aku mengajak mereka pada Pelatihan Baris Berbaris, Hihihi)

Sementara itu, ada lagi yang menulis "Pada program Morning Meeting aku tidak ingin sendirian." Oh, kamu nggak sendirian, Nak. :D

10) Pelajaran yang tidak aku sukai ....

Meskipun aku bertanya tentang apa pelajaran yang tidak disukai kepada mereka, bukan berarti aku membebaskan mereka untuk tidak ikut pada pelajaran tersebut. Ya, seperti yang kusampaikan tadi, aku hanya ingin melihat minat dan seberapa besar antusias mereka pada pelajaran tersebut.

Jujur saja, yang paling banyak kutemukan dalam tulisan mereka, pelajaran yang paling tidak disukai adalah Bahasa Inggris.

Yah, kalau itu sih, sama, Nak. Andai kalian tahu, dulu waktu SMP jidat Pak Rifan ini sering kena pukul pensil Bu Guru pada pelajaran bahasa Inggris. Hihihi. Tapi itu dulu... dulu sih memang aku tidak suka pelajaran bahasa Inggris. Sekarang udah beda, sekarang aku suka bahasa Inggris, tetapi sampai sekarang masih nggak bisa jugak! :)

Demikian, terima kasih sudah membaca post ini. Semoga ada sedikitlah manfaat yang bisa diambil. Amin.
close