Resensi Buku Philip Pullman: The Firework-Maker’s Daughter




Philip Pullman: The Firework-Maker’s Daughter


Judul Buku      : The Firework-Maker’s Daughter
Penulis             : Philip Pullman
Alih Bahasa     : Poppy Damayanti Chusfani
Editor              : Dini Pandia
Penerbit           : Gramedia, Jakarta, 2007
Tebal Buku      : 144 Halaman


Putri Si Pembuat Kembang Api


“Pembuatan kembang api adalah seni sakral! Kau memerlukan bakat, dedikasi, dan restu dewa-dewa untuk bisa menjadi pembuat kembang api!”

—Lalchand—


Lalchand adalah seorang pembuat kembang api. Pekerjaan itu sudah bertahun-tahun dijalaninya. Bahkan hampir seluruh hidupnya dia habiskan untuk menekuni pekerjaan itu. Lalchand mempunyai seorang putri kecil bernama Lila. Seorang diri Lalchand membersarkan putri kecilnya itu, sebab ibunya meninggal ketika Lila masih kecil.

Suatu hari, ketika Lila telah cukup dewasa, Lalchand mulai mengajarinya seni membuat kembang api. Lila pun memulai dengan Naga Meletup kecil, yaitu enam kembang api di seutas tali. Kemudian ia membuat kembang api sederhana yang lain, seperti Monyet Melompat, Bersin Emas, dan Cahaya Java. Lama-kelamaan Lila pun mulai memikirkan yang lebih rumit. Rupanya dalam dirinya telah tumbuh keinginan untuk menjadi seorang pembuat kembang api, dan itu telah diutarakannya kepada Lalchand.

Mendengar keinginan putrinya, Lalchand menyadari ada sedikit kesalahan pada dirinya. Menjadi pembuat kembang api bukanlah pekerjaan yang cocok untuk anak perempuan. “Seharusnya aku mengirimmu ke saudariku di Jembavati untuk dibesarkan sebagai penari!” kata Lalchand. Dengan menjadi pembuat kembang api, yang rambutnya sering berantakan, jemari yang gosong dan bernoda bahan kimia, alis yang terbakar, bagaimana nanti Lila akan menemui jodohnya? Begitulah pikir Lalchand. Itulah sebabnya, Lalchand tidak mau memberitahu Lila rahasia terakhir pembuatan kembang api. Lila menjadi bersedih karenanya.

Lila memiliki seorang teman sebaya bernama Chulak, seorang pelayang pribadi raja yang ditugaskan membawa Gajah Putih bernama Hamlet. Lila menceritakan kesedihannya kepada Chulak. Chulak pun berjanji bersedia membantu Lila. Chulak akan berusaha mencari tahu rahasia terakhir pembuatan kembang api kepada Lalchand, dengan caranya sendiri.

“Jika dia tidak mau memberi tahuku, pasti dia juga tidak mau memberitahumu!” ujar Lila.
“Dia tak kan menyadarinya,” kata Chulak, “Serahkan saja padaku!”

Singkat cerita, Chulak berhasil mendapatkan rahasia terakhir pembuatan kembang api dari Lalchand. Namun, pelajaran terakhir ini adalah pelajaran yang sulit dan berbahaya. Chulak memberitahu Lila bahwa untuk menjadi pembuat kembang api sejati, seseorang harus memiliki “Tiga Bekal”; harus pergi ke Gua Razvani, tempat tinggal sang Angkara Api, dan mengambil Sulfur Bangsawan.

Petualangan Lila pun dimulai. Lila menulis “surat perpisahan” kepada Lalchand, dan dengan tekadnya yang kuat Lila bergegas pergi mewujudkan cita-citanya menjadi pembuat kembang api sejati! Sayangnya, informasi dari Chulak itu belum sepenuhnya lengkap. Apa yang dimaksud dengan “Tiga Bekal” yang disebutkan Lalchand belumlah jelas. Selain itu, ada satu hal penting yang belum disampaikan Lalchand, yaitu siapapun yang pergi ke Gua Angkara Api akan butuh seguci air ajaib dari Danau Dewi Zamrud, yang kemudian diketahui merupakan saudara dari Razvani sang Angkara Api. Tanpa Air Ajaib sebagai perlindungan, siapapun akan terbakar ketika memasuki Gua Angkara Api.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Apakah Lila berhasil menjadi seorang pembuat kembang api sejati? Simak serunya kisah Lila: Putri Si Pembuat Kembang Api, karya Philip Pullman yang terdiri dari tujuh bab ini.

Dengan membaca buku ini, kita akan ikut berpetualang bersama Lila. Bagaimana dia selamat dari Pembunuh Berdarah gerombolan perompak Rambashi? Bagaimana Chulak yang menebus kesalahannya kepada Lila berusaha menyusulkan seguci air ajaib Dewi Zamrud? Lalu yang tidak kalah seru adalah bagaimana pada akhirnya Chulak, Lila dan Lalchand selamat dari hukuman mati sang raja karena membawa kabur Hamlet?

Buku ini memang merupakan fiksi anak-anak. Akan tetapi, dari sini kita akan mendapatkan pelajaran berharga tentang bagaimana keteguhan hati mewujudkan cita-cita, tentang keberanian, dan solidaritas. Buku ini menarik, Philip Pullman menuliskannya dengan gaya ringan tetapi luar biasa jenius!

Bagi saya pribadi, bagian paling mengesankan dalam kisah ini adalah ketika Lila pada akhirnya mengerti tentang hakikat Sulfur Bangsawan—bahan utama pembuatan kembang api, dan apa sebenarnya “Tiga Bekal” yang dimaksud Lalchand sebagai syarat utama menjadi seorang seniman kembang api sejati!
Tentang Philip Pullman 

Philip Pullman adalah penulis terkenal di Britania Raya. Dia dilahirkan di Norwich, pada 19 Oktober 1946.

Dari karya-karya yang telah dihasilkannya, Philip Pullman termasuk penulis yang produktif. Selain buku yang sedang kita bicarakan ini, “The Firework-Maker’s Daughter” yang pertama kali terbit pada tahun 1995, masih banyak lagi karya-karya Philip Pullman yang lain baik karya fiksi dan nonfiksi.

Pada tahun 1996, Philip Pullman menerbitkan “The Golden Compass”, atau “Northern Lights” (Kompas Emas). Buku keduanya, “The Subtle Knife” (Pisau Gaib) terbit pada tahun 1997, dan buku ketiga, “The Amber Spyglass” (Teropong Cahaya) terbit pada tahun 2000. Ketiga buku ini merupakan trilogi yang disebut-sebut sebagai karya Philip Pullman paling terkenal: “His Dark Materials”. Satu lagi karyanya yang terkenal adalah buku biografi Fiksi: Jesus, “The Good Man Jesus and the Scoundrel Chirst”. []
close