BERHITUNG MENGGUNAKAN SIFAT ASOSIATIF

rifanfajrin.com - berhitung menggunakan sifat asosiatif
sifat asosiatif bisa disebut juga dengan sifat

Hai teman-teman, apa kabar semuanya? kali ini kita akan belajar matematika ya. Apakah kamu suka matematika? Matematika sebenarnya tidaklah sulit, asalkan kita mampu mengaplikasikan konsep untuk menyelesaikan soal yang “kelihatannya” rumit. Matematika memang pelajaran yang kerap tidak disukai siswa, bahkan cenderung menakutkan, alasannya karena matematika selalu berhubungan dengan angka-angka, rumus, dan operasi hitung. Puyeng kan? Hehehe.

Ketika kita belajar tentang operasi hitung, kita seringkali menemukan bentuk soal penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian. 

Nah, untuk menyelesaikan soal soal tentang operasi hitung, kita perlu belajar beberapa sifat operasi hitung, yaitu sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.

Pengertian sifat komutatif, asosiatifm dan distributif

Sifat komutatif disebut juga operasi hitung pertukaran, dan sifat ini berlaku hanya pada operasi hitung penjumlahan dan perkalian.

Sifat asosiatif disebut juga dengan operasi hitung pengelompokan, yang mana seperti halnya sifat komutatif, sifat operasi hitung asosiatif hanya berlaku pada penjumlahan dan perkalian.

Sedangkan sifat distributif atau yang biasa disebut juga dengan penyebaran, merupakan operasi hitung berupa gabungan antara dua bentuk operasi hitung.

Sifat distributif bisa merupakan campuran antara perkalian dengan penjumlahan atau antara perkalian dengan pengurangan.

Rifanfajrin akan mengulas tentang sifat asosiatif sebagai berikut:

Sifat Asosiatif

Sifat asosiatif merupakan sifat operasi hitung terhadap 3 bilangan yang menggunakan bantuan pengelompokan 2 bilangan dengan tanda kurung. Nah, apabila pengelompokan ditukarkan, maka hasilnya akan tetap sama.

Seperti halnya sifat pertukaran (komutatif), sifat asosiatif (pengelompokan) juga hanya berlaku untuk bentuk soal penjumlahan dan perkalian.

Sifat Asosiatif pada Penjumlahan

Untuk menggunakan sifat asosiatif pada penjumlahan, teman-teman bisa menggunakan dan  mengingat rumus cepatnya (dengan cara mudah) sebagai berikut:

(a + b) + c = a + (b + c) = d

Contoh aplikasi konsep asosiatif pada penjumlahan dengan rumus di atas, tampak pada contoh berikut ini ya:

Terdapat sebuah soal yang harus dipecahkan sebagai berikut:

(8 + 6) + 4 = ?

Untuk mengerjakan soal tersebut di atas, kita dapat menyelesaikan dengan cara menjumlahkan terlebih dahulu bilangan yang ada di dalam kurung. Setelah ketemu, kemudian hasilnya dijumlahkan dengan angka di luar kurung.

(8 + 6) + 4 =

14 + 4 = 18

Nah, karena kita mengerjakan menggunakan menggunakan sifat asosiatif, maka cara mengerjakannya bisa juga kita menggunakan cara berikut ini:

8 + (6 + 4) =

8 + 10 = 18

jadi, (8 + 6) + 4 = 8 + (6 + 4) = 18

Sifat Asosiatif pada Perkalian

Secara keseluruhan rumusnya sama dengan sifat asosiatif untuk penjumlahan, hanya saja kali ini dalam bentuk perkalian. Adapun rumusnya sebagai berikut:

(a × b) × c = a × (b × c) = d

Contoh soal:

(4 x 5) x 3 = ?

20 x 3 = 60

Nah, jika kita menggunakan sifat asosiatif maka bisa juga kita mengerjakannya dengan cara sebagai berikut:

4 x (5 x 3) =

4 x 15 = 60

jadi, (4 x 5) x 3 = 4 x (5 x 3) = 60

Nah, gimana teman-teman, mudah kan? Kalian kini sudah lebih paham bagaimana cara menghitung menggunakan sifat asosiatif, bukan? Jangan lupa terus berlatih soal-soal, ya! Semoga artikel ini membantu. Salam!

close