Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap dan Artinya (2)

Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap dan Artinya - Peribahasa mengandung pengertian ungkapan atau kalimat-kalimat yang ringkas dan padat, yang berisi perbandingan perumpamaan, nasihat, prinsip hidup dan aturan tingkah laku.  Definisi lainnya menyatakan bahwa peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang memiliki susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, dan pepatah.

Berikut ini adalah Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap dan Artinya.

Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap dan Artinya

Kumpulan Peribahasa Indonesia Terlengkap dan Artinya

1. Adat diisi, janji dilabuh.
Kebiasaan harus dilaksanakan, persetujuan harus ditepati.

2. Adat diisi, lembang dituang.
Melakukan sesuatu hendaknya menurut aturan yang lazim.

3. Ada dunia balas-membalas, syariah palu memalu.
Kebajikan dibalas dengan kebajikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan.

4. Adat es dingin, adat matahari panas.
Segala sesuatu memiliki keitimewaan masing-masing.

5. Adat hidup tolong-menolong.
Kehidupan manusia yang sebaiknya selalu bekerjasama dalam mengerjakan segala hal.

6. Adat hidup tolong-menolong, adat mati jenguk-menjenguk.
Dalam segala hal hendaknya kita saling menolong.

7. Adat juara kalah menang.
Setiap usaha yang dilakukan dengan baik tidak perlu ada keragu-raguan.

8. Ada lama pusaka usang.
Adat atau kebiasaan yang tidak berubah sejak dahulu sampai sekarang.

9. Adat lurah timbunan sarap.
Karena pangkat atau kedudukan, harus menyelesaikan banyak perkara yang diadukan kepadanya.

10. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam.
Orang muda sebaiknya bersabar bila menghendaki sesuatu, dan orang tua bersabar pula bila menanggung kesulitan.

11. Adat pasang berturun naik.
Keadaan yang selalu berubah-ubah, kadang senang dan kadang juga susah.

12. Adat periuk berkerak, ada lesung berdedak.
Bila ingin memperoleh keuntungan hendaknya siap menanggung kesulitan dalam berupaya (berusaha).

13. Adat rimba raya, siapa berani ditaati.
Kehidupan manusia yang hanya berdasarkan kekuatan atau kekerasan  untuk kepuasan diri sendiri, tidak menggunakan akalnya.

14. Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang bentung.
Melakukan sesuatu sebaiknya menurut adat kebiasaan, atau menurut aturan yang berlaku.

15. Adat teluk timbunan kapal, adat gunung tetapan kabut.
Yang mampu merupakan tempat yang tidak mampu untuk meminta pertolongan.

16. Adat teluk timbunan kapal.
Bila hendak meminta sesuatu sebaiknya kepada orang kaya, tapi bila bertanya sesuatu sebaiknya kepada orang yang pandai.

17. Adat siang panas, adat malam dingin.
Segala sesuatu memiliki keistimewaan masing-masing.

18. Adi raja disembah, lalim raja disanggah.
Yang adil akan selalu dipuji, yang tidak adil akan dilawan.

19. Agama tanpa ilmu lumpuh.
Mendalami agama tanpa ilmu pengetahuan, ilmu agamanya tidak akan kokoh.

20. Agih-agih kungkang.
Terlampau murah hati sehingga menderita kesusahan.

21. Agung susut pengah masih.
Dikatakan kepada seseorang yang walaupun kebesarannya sudah hilang, kesombongan dan kepongahannya masih tetap ada.

22. Air beriak tanda tak dalam.
Orang yang sombong biasanya kurang ilmunya.

23. Air besar, batu bersibak.
a) Bila terjadi perselisihan, keluargapun akan bercerai-berai untuk meyelamatkan diri.
b) Bila terjadi kekacauan, orang akan mencari keluarganya untuk menemukan keselamatan.

24. Air besar, sampan tak hanyut.
Tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

25. Air cucuran atap, jatuhnya kepelimbahan juga.
a) Perilaku anak tidak jauh beda dengan perilaku orang tuanya,
b) Perilaku orang tua biasanya akan turun kepada anaknya.

26. Air dalam karang menonggok setanggi campur kemenyan, gula telupah pada kanji.
Hal pekerjaan yang berhasil dengan memuaskan.

27. Air di dalam keladi (daun keladi dimandikan)
Dikatakan kepada seseorang yang sudah diajar atau dinasehati.

28. Air ditulang bubungan, turunnya ke cucuran atap.
Sesuatu (anak) menurut asalnya (orang tuanya).

29. Air dicecang tiada putus.
Orang yang sekaum tidak akan bercerai-berai karena sesuatu perselisihan.

30. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam.
Orang yang sedang dalam kesusahan, sehingga minum dan makan apa saja terasa tidak enak.

31. Air diminum sembiluan.
Karena dalam kesusahan yang sangat besar, sehingga makan dan minum pun dirasakan tak enak.

32. Ari dingin juga yang dapat memadamkan api.
Perkataan yang lemah lembut juga dapat meredakan kemarahan yang telah berkobar.

33. Air ditetak tiada putus.
Persaudaraan tidak akan putus, walaupun terjadi perselisihan.

34. Air jernih banyak ikannya.
Negara atau daerah yang aman, penduduknya akan merasa tentram.

35. Air hujan jatuh ke bawah jua.
Tak perlu khawatir akan sesuatu yang sudah pasti akan terjadi.

36. Air hujan jatuh ke tanah jua.
Tak perlu khawatir akan sesuatu yang sudah pasti akan terjadi.

37. Air hujan jatuhnya ke bumi jua.
Tak perlu khawatir akan sesuatu yang sudah pasti akan terjadi.

38. Air keruh limbah keluar.
Pada saat terjadi kerusuhan, kesempatan bagi para penjahat untuk melakukan kejahatan untuk mengambil keuntungan.

39. Air lalu kubangan tohor.
Uang yang sudah ada di tangan habis untuk membayar utang.

40. Air laut pun ada pasang surutnya.
Keuntungan atau kerugian tidak tetap, senantiasa akan silih berganti.

41. Air mata jatuh ke dalam.
Penderitaan yang tidak dikeluhkan kepada orang lain sehingga tidak tampak.

42. Air mata jatuh ke perut.
Penderitaan yang tidak dikeluhkan kepada orang lain sehingga tidak tampak.

43. Air mudik sungai, semua teluk diramai.
Seseorang yang sangat pemboros.

44. Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut.
Manusia hidup menurut adat kebiasaan negeri atau daerah masing-masing.

45. Air pun ada pasang surutnya.
Keberuntungan dan kemalangan tidak tetap, selalu datang silih berganti.

46. Air sama kelak menyatu, sampah itu ke tepi juga.
Kita jangan mencampuri perselisihan orang yang beranak bersaudara karena mereka mudah berbaikan kembali, sedangkan kita mudah berselisih.

47. Air susu berbalas tuba. Air susu dibalas dengan air tuba.
Kebaikan yang dibalas dengan kejahatan.

48. Air takkan pasang selalu, dimana masanya surut senantiasa.
Keberuntungan tidak selalu datang tetap, kemalangan juga akan datang pada waktunya.

49. Air tenang menghanyutkan.
Orang pendiam biasanya pandai.

50. Air yang tenang jangan disangka tidak berbuaya.
Orang yang diam jangan disangka takut.

[]
close