Naskah Amanat pembina upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019

Naskah Amanat pembina upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019

Naskah Amanat pembina upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di sekolah biasanya sudah dipersiapkan melalui edaran. Guru yang bertugas menjadi pembina upacara tinggal membacakan saja naskah tersebut.

Akan tetapi, naskah amanat pembina upacara tersebut acapkali dirasa terlalu panjang, sehingga bila dibacakan akan menjadi sangat lama. Apalagi upacara di Sekolah Dasar, dimana peserta upacara adalah siswa siswi yang berusia 6 hingga 12 tahun.

Oleh sebab itu, post ini akan menyajikan alternatif Naskah Amanat pembina upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019. Mudah-mudahan bermanfaat. Merdeka!!!

Baca Juga: Contoh Naskah MC Malam Tirakatan HUT Kemerdekaan RI ke-74 tahun 2019
www.rifanfajrin.com
Ilustrasi oleh rahmankamal85 dari Pixabay

Naskah Amanat pembina upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2019


Assalamualaikum wr wb
Salam sejahtera bagi kita semua.

MERDEKA!! MERDEKA!! MERDEKA!!!

Kepada Bapak Kepala Sekolah yang saya hormati,
Bapak dan Ibu Guru serta karyawan sekolah
serta anak-anakku dari kelas 1-6 yang saya cintai dan saya bangga banggakan.

Alhamdulillahi robbil alamin. Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan YME.

Atas kasih dan sayang-Nya, pada pagi hari yang berbahagia ini, kita bisa berkumpul di lapangan upacara, untuk melaksanakan upacara bendera dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 ini.

Anak-anakku semua, kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari bangsa lain. Bukan dari penjajah. Bukan dari Belanda maupun Jepang. Bukan dari siapa siapa, melainkan karena rahmat Allah SWT, atas kerja keras dan perjuangan dari para pahlawan bangsa Indonesia!

Maka dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, tertulis, "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan berkebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya!"

Para pahlawan berjuang dengan gigih. Mereka rela mengorbankan tenaga, pemikiran, berkorban dengan cucuran keringat, darah, dan air mata. Semua itu tidaklah gratis! Ada harga yang mahal yang harus dibayar oleh para pejuang kita.

Oleh karena itulah, dalam kesempatan ini, saya akan menyampaikan sedikit amanat, tentang tugas kita sebagai siswa, yang juga sebagai generasi penerus bangsa, yang harus mengisi kehidupan setelah kemerdekaan berhasil kita raih ini.

1. Hidup Rukun dengan Sesama


Tiga ratus lima puluh tahun, atau tiga setengah abad kita hidup dalam penjajahan. Para penjajah yang datang ke Indonesia itu bila dibandingkan dengan jumlah rakyat Indonesia, sebenarnya hanyalah sedikit. Secara jumlah mereka tidak ada apa-apanya.

Mengapa mereka bisa menjajah Indonesia? Karena persenjataan mereka lebih modern dan lebih lengkap? Iya, salah satu faktor penyebabnya adalah senjata.

Namun, faktor utama kita bisa terjajah adalah, pada saat itu kita mudah sekali diadu domba oleh penjajah. 

Kita malah berperang dengan saudara kita sendiri. Rasa persatuan, masih rendah. Inilah yang dimanfaatkan oleh para penjajah. Mereka menggunakan taktik atau politik devide et impera, atau politik adu domba.

Maka, sekarang di era kemerdekaan, kita harus rukun satu sama lain. Janganlah kita saling bermusuhan dengan teman-teman bahkan saudara kita sendiri. Apalagi untuk hal-hal yang sepele.

Bermain di sekolah, atau di lingkungan rumah kita, utamakanlah kerukunan.

Dengan kerukunan, menjadikan kita kuat. Kita mengenal pepatah atau semboyan, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh!"

2. Rajin belajar, meraih prestasi, dan berguna


Dulu pahlawan berjuang melawan penjajah. Ada dua bentuk perjuangan kemerdekaan pada saat itu. Yang pertama adalah perjuangan fisik. Kita bertempur mengangkat senjata melawan penjajah Belanda untuk meraih kemerdekaan. Mempertahankan kemerdekaan pun, kita lagi dan lagi harus bertempur mengangkat senjata melawan sekutu.

Bentuk perjuangan yang kedua adalah dengan diplomasi. Perjuangan inilah yang dilakukan oleh para cerdik cendekia bangsa Indonesia. 

Soekarno, Hatta, Syahrir, Mr. Soepomo, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pahlawan kemerdekaan Indonesia yang mereka berjuang tidak hanya dengan fisik dan tenaga. Melainkan dengan kecerdasan, kepandaian, dan diplomasinya dalam forum dunia.

Maka dari itulah. Kita sebagai generasi penerus bangsa ini, yang hidup di era kebebasan kemerdekaan, musuh kita bukanlah para penjajah yang berperang dengan senjata. 

Musuh kita adalah perpecahan, dan kebodohan.

Mari belajar dengan lebih rajin lagi. Kelak kita akan menjadi generasi yang unggul, sehingga tidak hanya bermanfaat bagi diri kita dan keluarga saja, melainkan secara lebih luas, dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara, dan bagi sesama. Sebagaimana tema kemerdekaan kita tahun ini, "SDM Unggul Indonesia Maju".

Kiranya hanya itulah yang dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan bisa kita pahami, hayati, dan kita laksanakan bersama.

Kurang lebihnya saya mohon maaf. Akhir kata,

Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

BACA JUGA: Contoh Sambutan Ketua Panitia Malam Tirakatan Kemerdekaan Indonesia ke-74 17 Agustus tahun 2019
close