Silaturahmi

Silaturahmi artinya menyambung, menyambung sesuatu yang telah putus, entah secara sengaja maupun tidak sengaja. Menurut istilah, silaturahmi bisa diartikan sebagai menyambung hubungan baik dengan seseorang, misalnya kerabat atau keluarga, teman-teman dan sahabat, maupun kenalan.


Seperti yang telah saya sampaikan tadi, terputusnya silaturahmi atau hubungan baik kita dengan orang lain, bisa terjadi karena berbagai hal. Yang sering terjadi adalah karena jarak dan kesibukan kita masing-masing.

Jangankan dengan teman lama atau sahabat, dengan keluarga sendiri pun kita bisa terputus silaturahmi karena hal ini. Indikatornya bisa sederhana, yaitu jarang kita saling bertukar kabar. Jarang menghubungi satu sama lain meskipun lewat telepon. 

Sedikit beruntung dengan adanya media sosial. Media sosial seperti whatsapp dengan fitur status, whatsapp grup, maupun facebook, sedikit membantu kita untuk sesekali menyapa, memberikan komentar dengan pemantik status-status yang diunggah. 

Komentar atau respon yang kita berikan pun bisa sederhana. Emotikon, basa-basi. Tapi itu cukup membantu sebagai jembatan komunikasi yang lebih intens.

Saat lebaran, pertemuan keluarga besar, acara halal bihalal, seperti saat-saat ini, adalah momen yang paling tepat untuk silaturahmi. Jika pada hari biasa kita sering merasa sungkan, merasa tidak ada "kepentingan" untuk berkunjung, tumben-tumbenan mau datang, dan sebagainya, maka kebekuan-kebekuan tersebut seketika bisa mencair karena momen ini. (Baca Juga: Inspirasi Acara Halal Bi Halal yang Menarik)

Semuanya menjadi wajar ketika lebaran. Kita berkunjung ke tetangga yang dalam keseharian jarang sekali kita singgahi, misalnya, pada saat lebaran semuanya menjadi lumrah. 

Sulit menemukan tema obrolan dengan tetangga karena beda "frekuensi"? Saat lebaran, kita cukup bersalaman, menghaturkan ucapan selamat lebaran, meminta maaf dan doa restu, selesai. (Baca: Ucapan Selamat Lebaran yang menyentuh hati)

Sederhana. Tapi memberikan pengaruh luar biasa untuk kelangsungan kehidupan bersama yang lebih harmonis dan guyub.

Selanjutnya, kita tinggal menjaga tali silaturahmi yang kembali tersambung ini. Saling menyapa dalam kehidupan bertetangga.

Dengan keluarga besar juga demikian. Ketika acara halal bihalal keluarga misalnya, ketika kita sedang berkumpul, singkirkan sejenak gadget kita. Mengobrollah dengan santai. Meskipun tidak jauh dari perkara remeh-temeh dan basa-basi. Manfaatkan kesempatan tersebut.

Siapa tahu, saudara yang jarang kita temui itu, ternyata menjadi orang gede yang punya banyak "channel" dan relasi. Dan kita bisa saling bekerja sama, membangun kerjasama mutualisme. Bukankah bekerja sama dengan saudara itu menyenangkan? 
close