Bergumul dengan Gus Mul Ngakak dari Awal sampai Akhir wk wk wk

Saat ini, siapa yang tak kenal dengan Agus Mulyadi? Blogger legenda dari Magelang yang juga Pemred Mojok.co.

Belakangan ini saya mengingat-ingat bagaimana awalnya saya mengenal nama Agus Mulyadi, yaitu dari berita infotainment di tivi. Berita itu cukup heboh, yaitu tentang seorang pemuda yang sukses foto bareng David Beckham dan orang-orang besar dunia lainnya. Namun, ternyata bukan ketemu betulan, tapi cuma hasil dari edit Photoshop. Hehehe.

Nah, sekarang saya merasa beruntung dan bahagia bisa memiliki (dan membaca) salah satu bukunya, yaitu "Bergumul dengan Gus Mul" ini. Buku ini terbit pada tahun 2015 lalu, akan tetapi kisahnya tidak ada tanggal kadaluarsanya! Kisah-kisah pribadinya, keluarganya, dan tentu kisah Geng Koplo yang ada di buku ini tetap menginspirasi!

[Ngakak dan bergembira]

Tak diragukan lagi, Agus Mulyadi adalah seorang pencerita yang keren. Cerita-ceritanya didapatkannya dari kehidupan sehari-harinya. Inspirasi dari nongkrong bersama teman-temannya, dari percakapan singkat orang tuanya, kisah-kisah masa lalu Bapak, kesukaannya memelihara kucing kesayangan, hingga riwayat jempol kakinya yang tak punya kuku.

Semuanya dikisahkan dengan khas, unik, lengkap dengan pisuhan-pisuhannya yang lugas. Hehehe. Dari sini, saya melihat bagaimana kehidupan di kampung yang penuh canda. 

Beberapa kisah yang menjadi favorit saya di dalam buku ini antara lain: kisah KTP Fotokopian, Kisah jempol kakinya Agus Mulyadi, Pengkhianatan 212, dan Pesugihan Terlarang.

Dua kisah yang saya sebutkan di awal, sukses membuat saya ngakak sejadi-jadinya. Apalagi yang Jempol Kakinya Agus Mulyadi. Entah mengapa saya ngakak sambil membayangkan bagaimana sakitnya kehilangan kuku di jempol kaki. Dan kisah tersebut diakhiri dengan "pembalasan dendam" kepada temannya Agus yang dulu sedari kecil sering meledek perihal jempol itu, namun pada akhirnya dia sendiri harus menanggung derita yang sama. Yaitu kehilangan kuku jempol kaki karena tertimpa lemari besi! Hehehe.

Sedangkan Pengkhianatan 212 dan Pesugihan Terlarang, menjadi favorit saya karena kisah tersebut merupakan gambaran yang sungguh nyata tentang sebuah keluarga yang dihimpit masalah ekonomi dan bagaimana penyelesaiannya yang instan, yaitu pasang nomor togel dan cari pesugihan.

Namun, rupanya keluarga Agus Mulyadi masih "dilindungi dan diselamatkan" oleh Tuhan dari hal-hal yang haram sekaligus bahaya tersebut. Saya kira, dari kisah yang sebetulnya cukup "tabu" karena menjadi aib keluarga tersebut, oleh Gus Mul justru bisa menjadi kisah hikmah yang luar biasa berharga. Dan itu, sekali lagi, dikemas dengan humor tinggi. Saya betul-betul salut dan seketika ngefans sama pemred Mojok ini.

Oya, sebagai gambaran, saya nukilkan sedikit bagian akhir dari kisah pesugihan ini. Yaitu pada bagian Bapaknya Gus Mul yang akhirnya memutuskan untuk tidak jadi mencari pesugihan.

"Akhirnya aku ndak berani, Ko, daripada kena memolo (sial), lebih baik mundur!"
"Ah, Pak'e kicir (penakut), mosok gitu aja ndak berani! ejek saya (Agus). Kali ini saya ikut dalam pergumulan.
"Kicir ndasmu, lha yang jadi jaminan tumbal ki bapakmu sendiri je, lha kalau yang jadi tumbal anak pertama, mesthi bakal langsung tak lakoni!" balas Bapak menohok saya.
Kami berempat langsung tertawa terbahak.
"Apes ra kowe, Gusss!" kata Kebo, di tengah tawanya yang menggelegar.
Asss***.

===

Selain cerita-cerita menyegarkan tadi, di bagian akhir buku, Agus menceritakan kisah kasmarannya kepada seorang gadis berinisial NZ. Bagian ini sungguh getir, tapi tetap saja membuat saya ngakak.

Hahaha! Buku ini pancen ngeten! (Sambil menyodorkan jempol)


Identintas Buku

Judul Buku: Bergumul dengan Gus Mul
Penulis: Agus Mulyadi
Penyunting : Irwan Rouf
Cover: Indra Fauzi
Penerbit: Mediakita, Jakarta
Tahun: 2015
close