Arti Sahabat, Karya Nabila Kanaya Putri



Rasanya baru kemarin aku mengajar mereka. Tahun ini, anak-anak itu sudah lulus. Sedih tetapi juga sekaligus gembira. Dan kini aku merasa beruntung. Setidaknya aku masih menyimpan beberapa dari karya-karya mereka. Pelan-pelan, kuketik ulang cerita pendek mereka.
Mereka adalah Lintang Ayu Maitri, Rucita S. Cahyani, Nabila Kanaya Putri, dan Yohana Emanuella. Semoga kalian berhasil di kehidupan ini, Nak. :)

 
Arti Sahabat
Oleh Nabila Kanaya Putri*

Aku mempunyai seorang sahabat. Namanya Vanessa. Sebelumnya, perkenalkan, namaku Juliette. Aku dan Vanessa telah bersahabat sejak TK. Sekarang kami sudah kelas 6 SD. Dari TK sampai SD, kami masih bersekolah di Sivillia School. Untuk SMP nanti, aku ingin bersekolah di Bandung. Semoga bisa tercapai.
“Juliette, tunggu! Aku punya hadiah buat kamu,” kata Vanessa.
“Apa?” tanyaku.
Dia mengeluarkan sebuah kotak kado berwarna merah.
“Selamat ulang tahun yang ke dua belas, ya!” kata Vanessa.
Dia ingat ulang tahunku? Mustahil! Dalam keadaan yang harus menghafal pelajaran, dia masih ingat ulang tahun orang lain?
“Kok kamu ingat ulang tahunku sih?” tanyaku menggoda. “Oh ya, thanks ya kadonya.”
“Tentu saja. Kan kamu pernah bilang ke aku waktu kelas tiga SD,” jawab Vanessa.
Aku terharu sekali. “OK, karena kamu sudah ingat ulang tahunku, akan kutraktir kamu makan di resto,” kataku.
“Juliette, Juliette... Aku tuh ikhlas seratus persen ngasih hadiah ini buat kamu,” katanya.
“Jadi kamu nggak mau nih?” tanyaku menggoda.
“Thanks ya! Tapi, sorry, aku lagi puasa,” jawab Vanessa.
“Puasa? Nanti kan kamu mau ikut lomba pidato?”
“Ya, memang. Memangnya kenapa?”
“Nggak apa-apa sih, asalkan kamu jangan pingsan,” candaku.
Pada saat lomba pidato, aku begitu bersemangat mendukung sahabatku, Vanessa. Dia tampak percaya diri dan enjoy.
Semua yang tampaknya sulit, pasti mudah bagi Vanessa. Vanessa, Vanessa, aku kagum sekali kepadamu.
Sepulang sekolah aku langsung membuka kado dari Vanessa.
“Kotak musik? Cantik sekali! Ini kan kotak musik yang harganya tiga ratus lima puluh ribu itu?” kataku pada diri sendiri. “Jadi, selama ini Vanessa menabung uang jajannya? Pantas saja, dia tidak makan di kantin setiap hari,” aku terharu.
Esoknya aku bangun lebih pagi. Aku segera mengambil air wudhu untuk salat subuh. Lalu, aku membaca surat Al-Maidah dari ayat 1 sampai ayat 10. Setelah itu, aku memandang celengan plastikku. Rencananya, aku ingin membelikan novel yang ingin dibeli kepada Vanessa.
Aku langsung membelah celenganku. Ada beberapa uang sepuluh ribuan. Setelah aku menghitungnya ternyata jumlahnya dua ratus lima puluh ribu rupiah.
“Cukup banyak,” kataku.
Yup, setelah aku menabung selama dua bulan, sudah terkumpul Rp 250.000,00.
Aku menuju toko buku dengan sepedaku. Benar, aku ke sana untuk membeli buku idaman Vanessa. Tapi aku membeli dua buku, satu untuk Vanessa, dan satu untukku. Aku membayar bukunya. Ternyata, kalau membeli dua buku itu, gratis sebuah diary seharga dua puluh lima ribu rupiah.
“Vanessa, ketemuan di taman, yuk! Nanti jam empat sore,” kataku.
“Emangnya kenapa?” tanya Vanessa.
“Nggak apa-apa, Cuma mau liburan,” jawabku.
“Ya sudah...”

Beberapa saat kemudian....
“Hai, Vanessa,” sapaku.
“Hai! Kamu nunggu aku terlalu lama ya?” tanya Vanessa.
“Tidak, aku saja baru datang. Tenang saja,” jawabku.
“Oh ya, Juliette, kamu ada apa mengajakku ke sini?” tanya Vanessa.
“Oh... aku ingin memberi novel ini untukmu.”
“Really?”
“Yes. This is for you.”
“Oh, thank you.”

Ternyata, arti sahabat ini memang membuat mereka lupa segalanya. Hehehe... asalkan ada sahabat, rintangan sulit pun pasti akan bisa kita hadapi.[]

*) Nabila Kanaya Putri, adalah siswi kelas 5A SD Lab. School Unnes.

Baca juga cerpen karya Lintang Ayu Maitri => "Taman Impian"
Baca juga cerpen karya Rucita S. Cahyani => "Es Teh di Kantin Sekolahku"
Baca juga cerpen karya Yohana Imanuella => "Peri Candra"
close