Winnetou I, Old Shatterhand: The Wild West Journey
Winnetou I, Old Shatterhand: The
Wild West Journey
Judul Buku : Old Shatterhand: The Wild West Journey
Penulis : Karl May
Penerjemah : Melody Violine
Penyunting : Muthia Esfand
Penerbit : Visimedia, Jakarta, 2013
Tebal Buku : viii + 336 Halaman
Kisah ini bermula ketika Charly
datang dari Jerman ke Benua Amerika dan menjadi tutor/guru privat di sebuah
keluarga Jerman. Dari situ dia bertemu dengan Mr. Henry, seorang pembuat
senapan pemburu beruang. Charly sering berkunjung ke rumah Mr. Henry. Mr. Henry
melihat kecakapan Charly dalam menjinakkan kuda dan keterampilannya menembak.
Berkat Mr. Henry pula, Charly kemudian diterima sebagai surveyor pengukur tanah
di sebuah perusahaan pemasang rel kereta api di daerah Wild West. Wild West
merupakan daerah yang sama sekali asing bagi Charly, tetapi itu tidak
sepenuhnya asing, sebab Charly telah banyak membaca buku tentang Wild West.
Petualangan Wild West Journey pun dimulai…
Dalam pekerjaannya sebagai juru
ukur dan memetakan tanah yang kelak akan dilalui kereta api, Charly bersahabat
dengan Sam Hawkens, Will Parker, dan Dick Stone. Akan tetapi, selain mereka
bertiga, Charly mendapati kawan-kawannya yang lain adalah para pekerja yang
malas dan gemar bermabuk-mabukan. Hingga pada suatu hari, Charly benar-benar
hilang kesabaran terhadap Rattler, dan Charly pun menjungkalkan Rattler hingga
jatuh terpental beberapa meter hanya dengan sekali tinju. Sejak saat itu pula
ia dijuluki sebagai Old Shatterhand.
Hari demi hari terlewati. Charly
yang notabene dia adalah seorang pemula, seorang “tanduk hijau”, belum
berpengalaman, bahkan kepergiannya ke Wild West ini adalah yang pertama
baginya, akan tetapi justru Charly yang selalu bisa mengatasi
tantangan-tantangan tersebut. Sam Hawkens, yang bersikeras menjuluki Charly
sebagai tanduk hijau, diam-diam menaruh rasa kagum. Dengan mata kepalanya
sendiri, Sam membuktikan kehebatan Old Shatterhand saat menjinakkan kuda
mustang (bagal), menembak bison tepat di matanya, dan membunuh beruang grizzly,
sekaligus menyelamatkan nyawa Sam Hawkens. Di tangan Old Shatterhand, semua
masalah tersebut seolah-olah teratasi dengan mudah.
Namun, masalah yang sebenarnya
datang ketika pada suatu hari mereka bertemu dengan Klekih Petra (seorang
Jerman yang sudah lama tinggal bersama suku Apache dan telah menjadi guru
spiritiual yang sangat dihormati oleh suku Apache), Intschu Tschuna (Kepala
Suku Apache) dan Winnetou (Putra Kepala Suku). Mereka bertiga datang untuk
memperingatkan para pengukur tanah. Bahwa, tanah tersebut adalah milik suku
Apache, dan apabila pengukuran tetap dilanjutkan, itu berarti telah terjadi
pencurian atas tanah milik Apache. Ketika sedang terjadi pembicaraan
(negosiasi), Rattler yang mabuk berat justru menembakkan pistolnya ke arah Winnetou.
Klekih Petra yang hendak melindungi Winnetou akhinya wafat karena tembakan
Rattler itu. Namun, dengan demikian, cita-cita Klekih Petra untuk mati demi
Winnetou terwujud. Klekih Petra wafat. Winnetou dan Ayahnya pun segera berbalik
pulang membawa jenazah Klekih Petra dan berniat melakukan pembalasan.
Old Shatterhand yang sempat
berbicara panjang dengan Klekih Petra—yang sama-sama orang Jerman—dalam hati
telah berjanji untuk meneruskan perjuangan Klekih Petra, dan berjanji mengasihi
Winnetou.
Di tengah ancaman serangan suku
Apache yang bisa datang kapan saja, Sam Hawkens bertemu dengan suku Kiowa yang
juga merupakan musuh dari Apache. Sam yang diam-diam berjanji kepada Old
Shatterhand untuk berpihak kepada Winnetou pun menyusun siasat. Bersama Old
Shatterhand, ia menyusun strategi bagaimana bisa lolos dari serangan Apache
dengan bantuan Kiowa, tetapi sebisa mungkin tidak terjadi pertumpahan darah
atau banyak nyawa yang terbunuh.
Rencana mereka berhasil. Dalam
perang yang singkat itu, dengan bantuan Kiowa, mereka berhasil menahan Kepala
Suku dan Winnetou yang mereka ikat di sebuah tiang. Tangua (Kepala Suku
Kiowa)menginginkan Intschu Tschuna, Winnetou, dan semua orang Apache dibunuh.
Namun, Old Shatterhand yang cerdik berhasil membebaskan Winnetou dan ayahnya
itu sehingga mereka lolos dari maut. Adapun orang-orang Apache, diselamatkan
oleh Old Shatterhand setelah dia berhasil mengalahkan “Pisau Kilat”, seorang
ahli pisau dari Kiowa.
Pada akhirnya, Winnetou dan
ayahnya yang telah bebas (namun mereka tidak tahu bahwa Old Shatterhand-lah
yang telah membebaskannya) datang dengan membawa kekuatan besar Apache.
Winnetou pun pada akhirnya harus bertempur melawan Old Shatterhand. Old
Shatterhand terluka parah akibat pertempuran dengan Winnetou.
Di mata Winnetou, Old Shatterhand
tak ada bedanya dengan orang-orang kulit putih yang serakah dan senang menindas
orang kulit merah. Old Shatterhand adalah pencuri tanah Apache. Satu-satunya
orang kulit putih yang luhur hatinya hanyalah Klekih Petra, sang guru spiritual
yang telah wafat. Selanjutnya, orang-orang kulit putih ini harus merasakan
balasan yang setimpal, yaitu hukuman mati pada hari Klekih Petra mendapatkan
penghormatan yang terakhir.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Apakah Old Shatterhand bisa meyakinkan Winnetou bahwa ia berada di pihak
Apache? Nantikan kelanjutannya di Winnetou II. []