Kerisauan Seorang Wanita Tua
Dahulu dikisahkan, seorang wanita tua India merisaukan keadaan pendidikan di India yang mulai bergeser dari pendidikan pesantren ke sekolah-sekolah formal/umum dari Pemerintah Inggris. Maka, wanita tua itu mengumpulkan kawan-kawannya untuk bermusyawarah. Singkat cerita, musyawarah tersebut menghasilkan keputusan sepakat menikahkan anak-anak mereka dengan para ulama yang masih tersisa di India.
Selanjutnya, seorang gadis yang siap menikah ditawarkan kepada para ulama di Nizamuddin (Kandaha). Tetapi mereka, para ulama di sana, rata-rata sudah beristri. Hanya seorang saja yang tidak punya istri. Dia seorang duda. Dia bernama Maulana Ismail.
Dari pernikahan Maulana Ismail dengan gadis itu, lahirlah dua orang putera, yakni Maulana Yahya dan Maulana Ilyas. Selanjutnya, Dari Maulana Yahya, lahirlah Maulana Zakaria, seorang syaikhul hadits terbesar pada masa itu. Sedangkan Maulana Ilyas sendiri adalah seorang yang telah dipilih oleh Allah Azza wa Jalla untuk membangkitkan kembali usaha dakwah dan tabligh yang sempat terhenti beratus-ratus tahun sejak zaman sahabat dan tabi’in. Dari Maulana Ilyas juga terlahirlah Maulana Yusuf, dan sekarang diteruskan oleh Maulana Saad putera dari Maulana Yusuf.
“Jadi inilah keberkahan fikir seorang wanita tua tadi yang memiliki kerisauan yang tinggi terhadap keadaan umat yang kehilangan para ulama mereka.”
[]