Memawar Bersama Habib A Abdullah


Dengan cukup tenang Habib A Abdullah membacakan salah satu sajaknya:


Penyair Habib A Abdullah

Tak pernah ada yang menanamnya di antara sepi dan rindu

Begitu saja tumbuh dalam kesendirian yang sunyi
kubiarkan terus mengakar
... sampai mekar



Pada waktunya,ia tebarkan wewangian yang menghangatkan,manis,
jauh lebih manis ketimbang aroma berahi


Pada waktunya,ketika kuncup telah membesar

Lalu kelopak saling mekar, paras mawar makin berbinar
aku jadi lupa sadar,lupa sabar


Lalu kupetik saja tangkainya


Dan,

aduh!
Aku terluka oleh durinya.



Itulah salah satu sajak Habib A Abdullah: Memawar, yang terhimpun bersama sajak-sajaknya yang lain dalam Antologi Puisi Pendhapa 13 Taman Budaya Jawa Tengah.  Bersama dengan 13 penyair lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, membacakan puisi-puisi mereka di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta, Kentingan, Jebres Surakarta, pada 22 Maret 2012 (bertepatan dengan Ultah GIGI, Band Asal Bandung yang ke 18).

Antologi Puisi "Dongeng Tentang Batu"__meminjam puisi Gendut Pujiyanto sebagai judul antologi__memuat sajak-sajak 14 penyair lintas kota/daerah di Jawa Tengah: Alfian Harfi, Asyari Muhammad, Bahrul Ulum Malik, Budiawan Dwi Santoso, Deska Setia Perdana, Gendut Pujianto, Habib A Abdullah, Ilham Akbar, J Batara Kawi, Khanif Ramadiani, Purnawan Andra, Syaiful Mustaqim, Widyanuri Tika Putra dan  Yudhie Dusone Yarcho.

Seperti Panggung Sastra Indonesia "Tahun-Tahun Penjara" pada 9 Maret lalu, Panggung Sastra Indonesia Antologi Puisi “Dongeng Tentang Batu” tersebut juga diawali dengan pembacaan puisi dari masing-masing penyair yang datang. Kali ini spesial dengan dua penampil tambahan yakni Kartika Catur Pelita yang pada Tahun-Tahun Penjara berhalangan hadir, ia membacakan cerpennya "Bangsat". Lalu satu penampilan lagi oleh Ragil Sukriwul yang pada malam itu turut hadir pula meramaikan acara.


Selanjutnya digelar diskusi sastra dengan menampilkan pembicara Tjahjono Widijanto dan Raudal Tanjung Banua, dan dimoderatori oleh Bandung Mawardi (Kabut). []
close