Alam Lima Dimensi
Malam benderang
Dalam selimut cahaya
engkau terlelap
Tenang, damai, indah
Ribuan kunang-kunang
menjagamu
Beriring doa-doa para malaikat
Engkau melesat
Menembus ruang-ruang lima dimensi
Mimpi
Engkau berlari
Engkau bernyanyi
Engkau menari
Dan tatkala aku menyusulmu
Engkau merangkulku
Merangkai bunga-bunga
Menjaring kupu-kupu
dan lebah madu
Membangun sebuah istana kebahagiaan
Kita bahagia
Kita tertawa
Kita tertawa
Dan tatkala pagi menjelang
Aku mengajakmu kembali
Engkau menggeleng
Engkau bilang: “Aku ingin tetap di sini…”
“Tak mungkin, Ayvia.”
“Mengapa?”
“Kekasihmu? Ia menunggumu…”
Tapi kau malah bilang, “Aku bahagia bersamamu! Jangan paksa aku!”
Kulihat sorot matamu, hangat.
“Temani aku. Jangan tinggalkan aku!”
Baiklah.
Baiklah.
Kita tak akan pulang?
Kita tak akan pernah pulang!
Di sinilah rumah kita, sayang
Kita terpejam…
Kita terpejam…
Pagi tak pernah datang…
Pagi tak pernah menjelang…
[]
Semarang, 21 Maret – Ruang Khayal
Kau tahu dimanakah letaknya kebahagiaan?
Dalam selimut cahaya
engkau terlelap
Tenang, damai, indah
Ribuan kunang-kunang
menjagamu
Beriring doa-doa para malaikat
Engkau melesat
Menembus ruang-ruang lima dimensi
Mimpi
Engkau berlari
Engkau bernyanyi
Engkau menari
Dan tatkala aku menyusulmu
Engkau merangkulku
Merangkai bunga-bunga
Menjaring kupu-kupu
dan lebah madu
Membangun sebuah istana kebahagiaan
Kita bahagia
Kita tertawa
Kita tertawa
Dan tatkala pagi menjelang
Aku mengajakmu kembali
Engkau menggeleng
Engkau bilang: “Aku ingin tetap di sini…”
“Tak mungkin, Ayvia.”
“Mengapa?”
“Kekasihmu? Ia menunggumu…”
Tapi kau malah bilang, “Aku bahagia bersamamu! Jangan paksa aku!”
Kulihat sorot matamu, hangat.
“Temani aku. Jangan tinggalkan aku!”
Baiklah.
Baiklah.
Kita tak akan pulang?
Kita tak akan pernah pulang!
Di sinilah rumah kita, sayang
Kita terpejam…
Kita terpejam…
Pagi tak pernah datang…
Pagi tak pernah menjelang…
[]
Semarang, 21 Maret – Ruang Khayal
Kau tahu dimanakah letaknya kebahagiaan?