Kata-Kata Mutiara dalam Buku Bagai Bumi Berhenti Berputar karya Clara Ng

rifanfajrin.com - Kata-Kata Mutiara dalam Buku Bagai Bumi Berhenti Berputar karya Clara Ng



Pada artikel sebelumnya, saya telah menulis review atau resensi buku Bagai Berhenti Berputar karya Clara Ng.

Menurut saya buku ini sangat bagus dan menarik. Selain perwajahan buku yang penuh warna dan gambar ilustrasi yang bagus, cerita-cerita di dalam buku ini juga sarat dengan nilai kebaikan. 

Di dalam post ini saya telah mengumpulkan beberapa kalimat yang menurut saya cukup indah, sebagai berikut:



rifanfajrin.com

1. Cerita Pohon Harapan


Rambut adik memang rontok seluruhnya, bahkan alisnya ikut rontok. Rambut itu terkadang jatuh di mana-mana di seluruh rumah kami. Aku memeluk Adik dan berkata, “Kepala Adik sekarang memang beda, tapi hati Adik tetap sama.” Yang penting adalah yang ada di dalam hati, kan?

Papa bilang ini namanya pohon harapan. Aku boleh menulis surat-surat yang berisi perasaan dan harapan-harapanku selama Adik sakit. Surat-surat itu kumasukkan ke amplop lalu kugantungkan di ranting-ranting pohon.

Di ranting-rantingnya bergantungan doa serta permohonanku. Melihat pohon harapanku tumbuh subur, demikian juga harapan yang ada di hatiku.


2. Seribu Sahabat Selamanya

Ayah bilang pindah rumah bukan berarti kehilangan teman. Justru jumlah teman semakin bertambah. Teman adalah harta karun yang tidak ternilai.

Ayah benar! Seribu sahabat akan memberikan seribu kebahagiaan.

3. Kerlip Bintang di Langit


“ …. Bunda tidak akan pernah kembali lagi. Yang bisa kita lakukan adalah mengenan semua kebaikan hati Bunda, mengenang kegembiraan yang diciptakan Bunda di keluarga kita. Pipi tentu tidak akan melupakan Bunda, bukan?”

“Ingatlah, Pipi, kamu selalu dapat berbicara dengan Bunda. Ayah yakin Bunda senang mendengarkan curahan hatimu padanya.”


4. Jangan Lupa Aku Mencintaimu

“ …. Ayah dan Bunda bertengkar karena tidak cocok satu sama lain. Tetapi, Ibu dan Ayah tetap mencintaimu, sampai kapan pun.”

“ …. Biarpun Ibu dan Ayah tidak saling mencintai lagi sebagai suami-istri, kami akan tetap berhubungan sebagai orangtuamu, saling menyayangi dan memerhatikan kamu dan Daniel.”

Donna menyentuh kalung itu. “Lihat, bandulnya berbentuk hati, tergantung persis di depan dadamu. Seperti itulah Ayah, selalu berada di hatimu.”

“…. Ayah pergi karena Ayah tidak mau bertengkar terus dengan Ibu. Pertengkaran ini membuat Ibu sedih, kamu sedih, Daniel sedih, dan Ayah juga sedih.”

“Ayah dan Ibu selalu punya waktu untuk mendengarkan ceritamu. Kamu ada di sini, di hati Ayah, ke mana pun Ayah pergi.”


5. Yang Paling Istimewa

“Tentu saja Kak Mila tidak istimewa karena berbeda. Kak Mila istimewa karena dia kakakmu tersayang. Dalam banyak hal, Kak Mila tidak berbeda dengan anak-anak yang lain.”

“Biarpun Kak Mila cacat dan berbeda dengan kita, Kak Mila tidak boleh dianggap sepele, apalagi diejek.”

“Hati Kak Mila kan sama dengan hati anak-anak lain. Kak Mila mempunyai perasaan yang harus kita jaga dan hormati.”

“Betul mereka cacat, tapi bukan berarti mereka tidak mempunyai perasaan dan hati. Mereka cacat fisik, bukan cacat perasaan. Di luar berbeda, tapi di dalam tetap sama.”

“Kamu tidak boleh marah jika mereka menolak uluran tanganmu. Banyak orang cacat yang sukses karena mendapat kesempatan untuk mandiri.”

“Untuk menunjukkan hormat kepada mereka, tataplah mata mereka jika kamu sedang berbicara dengan mereka.”



close