Geguritan [Materi Pelajaran Bahasa Jawa Kelas 5 Semester 2 Kurikulum Merdeka]





Geguritan [Materi Pelajaran Bahasa Jawa Kelas 5 Semester 2 Kurikulum Merdeka]

Geguritan adalah jenis puisi yang menggunakan bahasa Jawa. Seseorang yang membuat geguritan disebut penggurit. Penggurit ketika mencipta geguritan akan memuat tema tertentu. Tema tersebut bisa apa saja, misalnya tema tentang ketuhanan, kasih sayang, kebudayaan, lingkungan, keluarga, kritik sosial, dan lain-lain. Dengan geguritan itulah, penggurit menyampaikan ide, pemikiran, dan perasannya dengan untaian kata yang indah. Keindahan kata-kata dalam geguritan itu muncul, terbentuk, tercipta dari pemilihan kata-kata, penggunaan majas, penataan rima, dan juga pesan yang tersimpan di dalamnya.

Geguritan yang diciptakan oleh para penggurit tentu saja memiliki nilai sastra yang tinggi. Akan tetapi, sebenarnya kita juga bisa menciptakan geguritan kita sendiri. Geguritan itu bisa menjadi saran untuk menyampaikan ide, perasaan, dan juga menggambarkan suasana yang bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau belajar dan berlatih mencipta geguritan dengan baik. Di samping itu, geguritan juga menumbuhkan keindahkan ketika dibaca dengan teknik yang benar atau yang disebut sebagai maca endah (membaca indah) geguritan.

Geguritan adalah salah satu dari kekayaan budaya Jawa. Sementara itu, hasil kebudayaan Jawa itu banyak sekali, antara lain tari-tarian, busana adat, gamelan, wayang, dan lain-lainnya, termasuk juga aksara Jawa. Aksara Jawa adalah tinggalan para leluhur yang bernilai tinggi, maka dari itu haruslah kita lestarikan dengan baik.

Inti Pelajaran

Apa arti geguritan iku? “Geguritan adalah golongan sastra yang indah (puisi) Jawa cara baru yang mengungkapkan perasaan senang, ungkapan bahasa yang sesuai dengan keindahan rasa tetapi tidak berpedoman/tidak terikat pada aturan guru gatra, guru wilangan dan guru lagu tertentu berbeda dengan sifat tembang macapat dan lain sebagainya”.

Jadi, geguritan adalah puisi Jawa gagrag anyar (puisi modern) yang tidak terikat dengan paugeran (aturan-aturan) tertentu. Geguritan itu bebas, tidak terikat berapa jumlah larik (baris) pada setiap pada (setiap baitnya), bebas berapa jumlah baitnya, dan bebas pula pilihan kata yang digunakan. 

Jenis-Jenis Geguritan

Geguritan Gagrak Kuna/Lawas

Geguritan kuna masih mensyaratkan atau memiliki paugeran/patokan/ketentuan sebagai berikut ini:

  1. Jumlah gatra/larik/baris tidak tetap, tapi paling sedikit atau setidaknya memiliki empat baris
  2. Jumlah suku kata pada setiap gatra/larik/baris harus sama
  3. Guru lagu (akhiran bunyi) pada setiap baitnya harus runtut
  4. Pada awal geguritan diawali dengan kata "sun gurit" atau "sun nggegurit"

Geguritan gagrak anyar (modern)

Adapun geguritan atau guritan modern memiliki patokan sebagai berikut ini

  1. Menggunakan kata-kata pilihan
  2. isinya lugas
  3. Jumlah gatra/baris tidak ditentukan
  4. Jarang menggunakan kata sebenarnya/denotasi
  5. Banyak menggunakan kata kiasan/konotasi
  6. Tidak perlu diawali kata "sun gegurit"
[]

close