Resensi Buku: Cerita Pendek Indonesia III
Judul Buku : Cerita Pendek Indonesia III
Editor : Satyagraha Hoerip
Penerbit : Gramedia, Jakarta, 1986
Tebal Buku : viii+308 Halaman
Buku ini merupakan
buku ke-tiga dari empat jilid buku Antologi Cerita Pendek Indonesia. Antologi
tersebut memuat cerpen-cerpen pilihan para pengarang Indonesia yang diterbitkan
tahun 1960-an hingga tahun 1990-an. Dengan kata lain, inilah antologi yang
dapat dianggap sebagai panorama cerpen Indonesia zaman 60-an hingga 90-an.
Dalam jilid
ketiga ini dimuat cerpen-cerpen dari 30
(tiga puluh) pengarang Indonesia kelahiran 1935-1942, mulai dari Ras Siregar
hingga Jasso Winarto. Beragam tema dan gaya gaya pengisahan dari para pengarang
dalam buku tersebut menjadikan kita menemukan sejumlah corak cerpen Indonesia.
Karena
merupakan sebuah himpunan cerpen, cerpen-cerpen dalam buku ini berasal dari
riwayat pemuatan yang berbeda-beda. Sebagian besar cerpen pernah/telah dimuat di
media sastra terkenal pada saat itu, yaitu Horison
dan Sastra. Selain itu, selebihnya
sejumlah cerpen itu dimuat di Pustaka dan
Budaya, Indonesia, Majalah Nidia, Sinar Harapan Minggu, Cerita, Cerpen, Budaya
Jaya, dan Kompas.
Bagi saya
sendiri, sebelum membaca cerpen-cerpen dalam buku ini, ternyata ada satu cerpen
yang pernah saya baca di buku teks Bahasa Indonesia ketika saya SMA. Cerpen
tersebut berjudul “Panggilan Rasul”
karya Hamsad Rangkuti. Cerpen ini sangat mengesankan. "Panggilan Rasul" berkisah tentang
mitos khitan yang terlanjur diyakini dalam kehidupan sebuah kampung. Sebuah keluarga yang hendak mengkhitankan anak ke-tiga-nya pun tak luput terbius mitos tersebut. Bukan tanpa sebab, dua anak
sebelumnya meninggal ketika disunat, dan kini ketika anak ketiga hendak
dikhitan, tentu saja mereka khawatir akan bernasib sama. Namun, di tangan Hamsad Rangkuti, ia mampu meredakan semua itu, bahkan memberi suspens
dengan humor segar. Ia mampu menyingkirkan mitos dengan menghadirkan penjelasan medis yang masuk akal, bahwa penyebab meninggalnya kedua anak sebelumnya ketika khitan adalah ada bagian urat vital yang terputus yang bisa menyebabkan kematian.
Selain "Panggilan Rasul", beberapa cerpen dalam buku ini yang menjadi favorit saya adalah "Keningnya Berkeringat", "Air Mata Tua", "Kita Semua adalah Miliknya", dan "Teko Jepang".
Dengan
dihimpunnya sejumlah cerpen dalam buku ini, para pecinta cerpen Indonesia tidak
perlu bersusah payah mencari cerpen kesana kemari. Demikian juga para pelajar
dan mahasiswa yang ingin membaca dan mencari referensi cerpen Indonesia.
Akhirnya, selamat membaca! []
Berikut ini daftar cerpen beserta
pengarangnya:
1.
MUNTIK No. 11, karya Ras Siregar
2.
KOMPONIS TUA, karya B. Soelarto
3.
M.S. KARACHI, karya Bur Rasuanto
4.
KENINGNYA BERKERINGAT, karya Sl. Supriyanto
5.
ANAK, karya Budi Darma
6.
GARONG-GARONG, karya Taufiq Ismail
7.
BALA, karya Idrus Ismail
8.
AIR MATA TUA, karya Motinggo Boesje
9.
DUA JENDELA HOTEL, karya Matheus Elanda Rosi Ds
10. MATAHARI,
karya Ajip Rosidi
11. ANCAMAN,
karya H.G. Ugati
12. AQUARIUM,
karya Fadli Rasyid
13. SUATU
KEPUTUSAN, karya Titis Basino
14. TARUHAN,
karya Hadi Utomo
15. TRANSAKSI,
karya Umar Nur Zain
16. BAYANG-BAYANG,
karya Rahmat Ali
17. DI
TENGAH PADANG, karya A. Bastari Asnin
18. TELEPON,
karya Sori Siregar
19. WARISAN,
karya Ayatrohaedi
20. KITA
SEMUA ADALAH MILIKNYA, karya Zulidahlan
21. CATATAN
SEORANG PELACUR, karya Putu Arya Tirtawirya
22. ASMARADANA,
karya Danarto
23. BUDI,
karya Chairul Harun
24. PANGGILAN
RASUL, karya Hamsad Rangkuti
25. SURAT
DARI AYAH, karya Zainuddin Tamir Koto (Zatako)
26. LA
RIRU, karya Mas’ud Bakry
27. PANTHO,
karya Zakaria M. Passe
28. POTRET
MANUSIA, karya Mohamad Fudoli
29. SEPENUHNYA
KARENA IA ANAKKU, karya Darmanto Jatman
30. TEKO
JEPANG, karya Jasso Winarto