Bermain Teka-Teki #4


rifanfajrin.com


 Teka-teki ini kudapatkan dari Janoary M. Wibowo. Oleh sebab itu, setiap kulontarkan teka-teki ini pada teman-temanku kemudian, aku selalu ingat kepada sobat karibku itu!

Akhir–akhir ini aku memang senang bermain teka-teki bersama murid-muridku. Entah mengapa, permainan yang pada awalnya kumaksudkan untuk mengelola kelas menjadi lebih kondusif itu akhirnya terbawa juga ke luar kelas.

Nah, Jumat menjelang sore (8/5) lalu, aku bersama 3 (tiga) kawan mengajar di SD Labschool Unnes, nongkrong dan makan bareng di warteg Bu Dewi depan FMIPA Unnes. Tiga orang kawanku itu adalah Kang Rokhman (nama di FB-nya: Saef Reborn), Mister Kurnia Widi Haryono, dan Mister Perdana Wira Saputra. Selesai makan, seperti biasa, aku mengambil sebatang rokok kretek dan menyalakannya. Sebenarnya sih aku tidak sengaja untuk melontar pertanyaan teka-teki itu. Cuman, kebetulan saja Pak Widi yang sore itu kurang begitu fit, memesan minuman secangkir susu hangat. Kemudian,  tiba-tiba saja aku teringat teka-teki yang diberikan Janoary beberapa tahun silam kepadaku, dan sore itu aku melontarkannya kepada Kang Rokhman.

"Kang, bisakah sampeyan mengubah cawan ini menjadi benda lain, apapun, tanpa sedikit pun menyentuhnya?" tanyaku, memulai teka-teki.

Kang Rokhman yang sedang asyik mengunyah mendoan pun kemudian tampak berpikir. Tapi, seperti yang sudah-sudah, setiap teman yang kusodori teka-teki memang perlu menyimak pertanyaannya, paling tidak, sekali lagi.

“Piye mau pertanyaane, Kang?” tanyanya kepadaku sambil mengamati cawan susu yang dipesan Pak Widi.

Kuperhatikan gerakan mulut Kang Rokhman mengunyah mendoan sudah agak melambat. Hehehe.

“Baiklah, Pak Widi juga boleh menyimak,” kataku, lalu kuulang pertanyaanku.

“Tanpa menyentuhnya?” tanya Kang Rokhman, sembari mikir.

“Ya, tanpa menyentuhnya!” jawabku.

“Hahaha!” Kang Rokhman tertawa. “Piye, yo?”

“Cobalah menjawabnya, Kang,” kataku, dan kuhisap rokokku.

Dia tersenyum. “Mengubahnya di dalam pikiran,” Kang Rokhman mencoba menjawab, lirih sekali.

“Seperti Tomi Rafael?” tanyaku sambil ngekek, terkekeh.

Beberapa saat Kang Rokhman terdiam. Pak Widi juga tidak berusaha menjawab. Sepertinya mereka menyerah. Dan memang teka-teki itu, yang dilontarkan dalam suasana santai, acapkali tidak perlu dipikir serius. Simak saja, nantikan jawabannya, kemudian berikan teka-teki tersebut kepada orang lain ketika teringat. Hehehe.

“Baiklah,” kataku kemudian, “aku kasih tahu cara mengubah cawan itu menjadi benda lain TANPA menyentuhnya sedikit pun!”

“Ya, bagaimana caranya?”

Aku tersenyum saja, merasa menang. “Lihat baik-baik, Kang.” Lalu aku mengisap rokokku, dan kemudian menjentikkan rokok itu sehingga abunya tertuang di atas cawan.

“Nah, Kang Rokhman! Apakah sampeyan melihat aku menyentuhnya? Hahaha! Sekarang benda ini bukan lagi bernama cawan, tetapi sekarang namanya adalah ASBAK!” 

Hahahaha! Kami ngakak bersama setelah Kang Rokhman sempat bilang: ASEM! :D []
close