Aku ingin menjadi dokter [Ngobrol Santai Bareng Aiko]


Ada kabar menggembirakan bagi kami saat mengawali pekan ke dua bulan Agustus ini. Kemarin pagi saat upacara bendera, Aiko Afiata Parama Kirana, siswi kelas 3A SD Labschool Unnes, dipanggil maju ke depan dan menerima piala dan hadiah. Rupanya dia berhasil meraih juara 2 dalam lomba Kreasi Craft Kolase bersama Lem UHU dan Fabercastel.

Sepulang sekolah, saya ngobrol-ngobrol santai sama siswi yang pada 21 November 2018 nanti genap berusia 8 tahun ini.

Berikut ini rangkuman obrolan kami. (Saya tulis ulang dengan tidak mengurangi inti obrolannya, hehehe).

Pak Rifan: "Selamat ya, Aiko. Kamu berhasil meraih juara 2 dalam lomba Jumat lalu. Bagaimana perasaanmu?"

Aiko: "Terima kasih, Pak. Saya senang bisa dapat juara."

Pak Rifan: "Sebelum ini, apakah kamu sudah sering dapat juara?"

Aiko: "Saya pernah mendapat juara beberapa kali, Pak. Tapi ini raihan terbaik, yaitu juara 2. Yang sudah-sudah paling bagus dapat juara 3 saja."

Pak Rifan: "Kamu memang suka menggambar ya?"

Aiko: "Iya, Pak."

Pak Rifan: "Dimana kamu belajar menggambar? Atau, kamu belajar menggambar sama siapa?"

Aiko: "Dulu saya pernah ikut les menggambar dan mewarnai, tapi sekarang sudah tidak lagi. Sekarang saya belajar menggambar di rumah saja bersama Ayah."

Pak Rifan: "Wow. Ayahmu pandai menggambar ya?"

Aiko: "Iya, Pak. Biasanya Ayah menggambar rumah. Tapi bukan rumah yang biasa-biasa. Rumahnya unik, banyak hiasan-hiasannya."

Pak Rifan: "Oke. Sekarang, kamu menggambar setiap hari?"

Aiko: "Tidak, Pak. Paling-paling dua kali dalam seminggu."

Pak Rifan: "Ngomong-ngomong, gambarmu yang sudah jadi, kamu apakan? Kamu buang atau bagaimana?"

Aiko: "Saya tempel di dinding dekat meja belajar, Pak. Sebagian saya simpan di map."

Pak Rifan: "Wah, bagus sekali! Ngomong-ngomong, selain menggambar, apa hobi kamu, Aiko?"

Aiko: "Saya suka memasak, Pak."

Pak Rifan: "Memasak? Wah! Kamu memasak sendiri, atau memasak karena disuruh bantu Ibu memasak?"

Aiko: "Suka memasak sendiri, Pak. Misalnya membuat telur."

Pak Rifan: "Siip! Kapan-kapan Pak Rifan dibawakan yaaa! Hehehe. Oya, apa cita-citamu kelak dewasa? Mau jadi pelukis atau koki yaaa?"

Aiko: "Tidak, Pak. Saya ingin menjadi dokter."

Pak Rifan: "Wooow! Hebat! Kamu ingin menjadi dokter spesialis apa? Dokter gigi? Dokter hewan? Atau dokter anak?"

Aiko: "Dokter anak."

Pak Rifan: "Mengapa kamu ingin menjadi dokter?"

Aiko: "Karena menurut saya menjadi dokter adalah pekerjaan yang mulia."

Pak Rifan: "Pak Rifan doakan semoga cita-citamu tercapai yaaa! Jangan lupa belajar, terus berlatih mengasah keterampilanmu, dan patuhlah kepada orang tua."

Aiko menggangguk dan tersenyum.

Pak Rifan: "Baik, terima kasih, Aiko. Hati-hati pulangnya yaaa... Salam untuk keluarga, Ayah, Ibu, dan adik."

Aiko: "Baik, Pak."

Lalu Aiko pun berlari kecil menuju ke ruang lobi, ke depan sekolah kami SD Labschool Unnes. Dia masih harus menunggu Ibunya datang untuk menjemputnya.

Saya pun kembali ke ruang guru. Perlahan saya merasakan ada perasaan bahagia yang menyeruak ke dalam relung hati saya.

Saya berucap doa dan harapan, mudah-mudahan anak-anak kami--khususnya, dan anak-anak bangsa Indonesia pada umumnya,--tumbuh menjadi anak yang cerdas, pandai, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi kehidupan kita bersama.
close