Wisata Akhir Tahun dan Refreshing di Umbul Sidomukti Bandungan

Jadi juga kami guru-guru SD Labschool Unnes jalan-jalan bareng. Tempat yang dituju adalah Umbul Sidomukti Bandungan. 

Kami ke sana tepat tiga minggu yang lalu, yakni tanggal 27 Desember 2017. Waktu yang pas untuk piknik. Menjelang akhir tahun, dan ketika anak-anak selesai pembelajaran selama satu semester. Mereka sudah terima raport tanggal 21 Desember.



Wah, seneng, lega, dan plong banget rasanya kami bisa ngumpul bareng, refreshing, sejenak melepas penat dan lelah menjalani "rutinitas" mengajar di sekolah.

Eits!! Jangan kemudian diartikan kami bosen mengajar lho...sehingga itu membuat penat dan lelah..? Semenyenangkan apa pun suatu kegiatan, kalau hal itu dijalani terus menerus, kita akan merasa capek juga kaan?

Anak-anak yang maniak main game juga akan lelah dan bosen juga kalu terus-menerus nge-game! Nah, kami juga. Mengajar itu melelahkan, tapi sangat menyenangkan, membahagiakan hati. Hehehe.

Inti dari kalimat "muter-muter" di atas adalah, bahwa guru juga perlu piknik. Guru yang kurang piknik (seperti judul lagu lawas milik Jamrud di album Terima Kasih), dia akan kehilangan gairah dan semangat. Dia juga akan kering dari pembaruan, inovasi, dan kreativitas dalam mengajar. Jangan sampek itu terjadi yaa! 

Lalu, kenapa Umbul Sidomukti yang kami pilih sebagai tempat tujuan? Simpel saja, lokasi Umbul Sidomukti Bandungan relatif dekat, tidak butuh waktu perjalanan yang lama untuk kami tempuh dari Semarang. Itu yang pertama.

Kedua, tentu saja ongkos. Kalau lokasinya dekat kan otomatis ongkosnya juga ngirit. Kita tidak perlu merogoh kantong dalam-dalam... (buat apa merogoh kantong dalam-dalam, kalu toh kita sudah tahu bahwa kantong saku kita nggak ada banyak uang, hehehe)

Ketiga, Umbul Sidomukti sudah cukup representatip kok untuk refreshing dan menjalin keakraban serta kekompakan antarguru. Ingat yang penting itu bukan "ke mana kita, tapi sama siapa kita dan ngapain aja kita...seberapa bermakna perjalanan kita itu?" 

Lagipula, di sana udaranya sejuk, segar. Pemandangannya indah. Kalu untuk selfie-selfie, banyak spot-spot asyik yang pasti akan menjadikan foto Anda terlihat keren... Instagramable-lah pokoknya. (pakai kamera hape, mode otomatis juga sudah bening...tergantung merek hapenya juga sih..)

Di sana sudah ada kolam renang yang meski nggak terlalu luas, tapi konon itu kolam alami tertinggi di Indonesia lho? Dan yang paling asyik adalah di Umbul tersedia berbagai wahana pacu adrenalin, outbond yang cukup menantang! 

Apa saja wahana pacu adrenalinnya? Ada flying fox, marine bridge, highest triangle, sepeda awang, dan menjajal naik All-Terrain Vehicle (ATV).

Yah, bagi para aktivis pecinta alam yang sudah biasa outbond atau naik-naik gunung, mungkin outbondnya itu kurang greget sih.. tapi bagi kami yang pemula dan amatiran ini, wahana-wahana tersebut sudah berhasil membuat kami spot jantung. Apalagi, outbond kemarin itu bagi sebagian besar kami adalah pengalaman pertama kalinya! (wkwkwk....betul-betul kurang piknik, Bos)

Kami pakai tiket terusan. Sepertinya itu lebih murah daripada tiket yang bayar per-wahana. 

Wahana pertama yang saya jajal adalah flying fox. Waduh... agak grogi dan gemeter juga nih lutut saya. Itu berapa jarak ketinggiannya yaa... Yang jelas berkali-kali lipatlah tingginya daripada flying fox yang kami coba waktu field trip bersama anak-anak di Tlatar Boyolali. Hehehe.

Habis flying fox, saya naik sepeda awang. Sayang sekali saya nggak sempat foto-foto. Saya nggak tahu kalau ternyata sepeda awang tersebut bisa direm dan berhenti di tengah-tengah untuk ambil foto dulu. Di dekat lintasan sepeda awang itu sudah dibangun gardu yang merupakan spot paling rekomended, dan memang tempat itu dirancang  untuk dapat view terbaik! Instagramable! Halah. Saya harus rela melewatkan kesempatan foto itu!

Selanjutnya adalah marine bridge. Permainan ini bikin saya kapok! Saya nggak mau coba lagi. Lutut ini rasan-rasanya mau lepas saja. Sependapat dengan saya, teman saya namanya Pak Dika, juga nggak mau lagi meniti Marine Bridge. Tapi kalau dibayar Rp50.000 untuk coba lagi gimana? Dengan cepat dan tangkas dia menjawab, "Mau, mau!" wkwkwk.... vidionya saya uplod di youtube di bawah ini.  

Marine Bridge

Selanjutnya saya jajal naik ATV. Saya kira gampang. Ternyata cukup sulit. Rasa-rasanya kok setangnya nggak lurus. Saya merasa setang sudah saya tekuk pol ke kiri, tapi kok jalannya nggak mau ke kiri. Walhasil hampir saja saya terjungkal. Untung saja di sekitar lintasan ada pohon-pohon kecil yang rupanya berfungsi sebagai pembatas. Pak Dika juga lihat waktu saya nabrak pohon tersebut. Alhamdulillah Ya Allah, nggak ada satu pun dari kami yang celaka.

Selanjutnya, wahana terakhir yang saya rampungkan tantangan adrenalinnya adalah Highest Triangle. Mungkin artinya adalah segitiga yang tinggi. Betul apa tidak yaa...? Vidionya ada di bawah ini. 


Gara-gara outbond inilah, waktu makan siang kami jadi molor. Padahal kami sudah memesan tempat makan siang itu jam dua siang. Tapi hingga pukul empat sore, kami masih saja ada yang ngantri wahana tertentu. 

Perut boleh keroncongan, tapi karena lagi seneng bermain-main, lupalah rasa lapar itu. Kalu sudah begini, kami persis dengan murid-murid di sekolah kaan? Tidak ada bedanya.
close