Selain dikenal sebagai Kota Kretek dan Kota Wisata Religi, Kudus juga dikenal sebagai daerah produsen jenang. Hal ini diteguhkan dengan berdirinya Museum Jenang Kudus pada Mei 2017 lalu. Uniknya, museum ini merupakan museum jenang yang pertama di Indonesia.
Museum Jenang Kudus ini didirikan oleh Pabrik Jenang Mubarok Food. Letaknya tidak jauh dari Pusat Kota Kudus, tepatnya di Jalan Muria Kudus, Desa Glantengan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Beberapa waktu lalu saya sekeluarga berkesempatan berkunjung ke sana. Dengan siapa? Tentu saja kami bersama keluarga kecilnya Mas Imam Khanafi, lengkap sama Asri dan Kaf. Ya, setiap kali kami pulang ke Kudus, hampir selalu kami bertemu mereka dan jalan-jalan ke mana.
Hari sudah mulai gelap ketika kami sampai di sana. Bagi saya, ini adalah kali pertama berkunjung ke Museum Jenang Kudus ini. Sekilas dari luar, saya rasa bangunan ini adalah toko jenang biasa. Tetapi begitu masuk ke dan menuju ke lantai dua, keren bro!
Pandangan mata langsung tertuju kepada replika Menara Kudus yang kita bisa jumpai di Masjid Menara Kudus. Di sekelilingnya, kita bisa melihat sejarah berikut gambar perintis Jenang Mubarok Kudus. Mulai dari generasi pertama hingga generasi sekarang ini.
Selain itu, digambarkan pula kehidupan tempo dulu, bagaimana aktivitas perdagangan di pasar rakyat, dan sebagainya. Ada pula maket Masjid Menara Kudus di dalamnya.
Semakin masuk ke dalam, bisa kita temui juga rumah adat Kudus. Di dinding sebelah rumah adat Kudus terpampanglah foto-foto Gubernur Kudus dari masa ke masa.
Oya, bagi Anda penggemar batik dan kopi, Anda bisa temukan juga di sini. Beberapa koleksi batik diantaranya Batik Lasem bisa didapatkan di sini.
Terakhir, bagi Anda yang beragama Islam, Anda bisa solat di mushola yang letaknya persis di sebelah rumah adat Kudus tersebut.
Maka, bila Anda sedang berada di Kota Kudus, mampirlah ke Museum Jenang Kudus. Anda pasti akan senang berada di sini seperti yang kami rasakan. :D
Hari sudah mulai gelap ketika kami sampai di sana. Bagi saya, ini adalah kali pertama berkunjung ke Museum Jenang Kudus ini. Sekilas dari luar, saya rasa bangunan ini adalah toko jenang biasa. Tetapi begitu masuk ke dan menuju ke lantai dua, keren bro!
Pandangan mata langsung tertuju kepada replika Menara Kudus yang kita bisa jumpai di Masjid Menara Kudus. Di sekelilingnya, kita bisa melihat sejarah berikut gambar perintis Jenang Mubarok Kudus. Mulai dari generasi pertama hingga generasi sekarang ini.
Selain itu, digambarkan pula kehidupan tempo dulu, bagaimana aktivitas perdagangan di pasar rakyat, dan sebagainya. Ada pula maket Masjid Menara Kudus di dalamnya.
Semakin masuk ke dalam, bisa kita temui juga rumah adat Kudus. Di dinding sebelah rumah adat Kudus terpampanglah foto-foto Gubernur Kudus dari masa ke masa.
Oya, bagi Anda penggemar batik dan kopi, Anda bisa temukan juga di sini. Beberapa koleksi batik diantaranya Batik Lasem bisa didapatkan di sini.
Terakhir, bagi Anda yang beragama Islam, Anda bisa solat di mushola yang letaknya persis di sebelah rumah adat Kudus tersebut.
Maka, bila Anda sedang berada di Kota Kudus, mampirlah ke Museum Jenang Kudus. Anda pasti akan senang berada di sini seperti yang kami rasakan. :D
14 komentar
Write komentarkirain musium makanan mas
ReplyMenarik juga ya, coba post juga fotonya dong, Mas..he
ReplyBiar tahu yang belum bisa akses videonya..he
Tapi saya udah lihat yang di video, keren ya.
Semoga terus terjaga, dan terawat.
Awalnya saya juga mengira bahwa itu cuma toko jenang aja, Mas. Sama.
Replyternyata asyik juga setelah masuk. Hehehe.
kemarin saya nggak ambil foto, Mas Andi.
Replykapan2 insya Allah kalu ke sana lagi kita potret. Hehe.
makasih, Mas.
best kan tempat seperti muzium..
Replytempat segala artifak lama disimpan untuk tatapan generasi yang akan datang
Saya juga begitu awalnya, tak pikir isinya tentang makanan dari kudus
ReplyPastinya luas ya tempatnya, ya namanya juga museum! mas nya kok komentarnya seperti ini sih. Hmm..
ReplyBayar ke museum jenang bayar berapa mas? Aku kok penasaran ya, unik bgt gitu. Museum jenang, hhh
ReplyGratis,Mbak. Tidak dipungut biaya sepeserpun! Hehehe.
ReplyBetul. asalkan kita pandai merawat dan melestarikannya sehingga kelak generasi selanjutnya pun juga bisa menikmatinya.
ReplyHahaha.. iya, Mas.cukup lumayan sih. tapi kayaknya kalu lebih dari 100 orang datang bersamaaan juga akan terlalu sesak.
ReplySejarah dan asal usul jenang di Kudus.
ReplyEntah kenapa kurang tertarik dengan museum, padahal kan banyak ilmu yang di dapat disana
ReplyNah aku suka nih jalan2 ke museum.
ReplySeru banget.
Bisa jadi tambahan untuk dikunjungi.
Terima kasih Anda telah membaca.
Silakan tinggalkan komentar.
Matur nuwun. EmoticonEmoticon