Memainkan Lagu "Dua Mata Saya" ciptaan Pak Kasur dengan Pianika ~ Praktik Pelajaran SBK Kelas 3 SD

Memainkan Lagu "Dua Mata Saya" ciptaan Pak Kasur dengan Pianika ~ Praktik Pelajaran SBK  Kelas 3 SD


[Video] Memainkan lagu "Dua Mata Saya" ciptaan Pak Kasur
Klik untuk memutar video

Suatu pagi yang cerah seperti biasanya ....
Anak-anak juga sedang cerah hatinya. Cerah juga wajahnya. Seperti itu juga gurunya, hati dan wajahnya cerah. He he he.

Ya, pagi itu hari Jumat, pada pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) kami akan belajar  atau berlatih memainkan lagu "Dua Mata Saya" ciptaan Pak Kasur dengan menggunakan alat musik. 

Seminggu sebelumnya, kami sudah belajar notasi angka lagu tersebut.

Sol mi mi mi fa sol
sol do sol fa mi re
fa re re re mi fa
la sol do mi re do

Sepertinya anak-anak sudah hapal nada lagu yang cukup singkat tersebut. Dengan penuh percaya diri, bahkan seperti tidak sabar, mereka ingin segera untuk memainkannya dengan alat musik. Maka saya kasih tugas kepada mereka untuk membawa alat musik melodis "sederhana", seperti pianika atau seruling (recorder). Sederhana yang saya maksud adalah yang ringan dan gampang untuk dibawa ke sekolah.

"Kalian tak perlu bawa piano ke sekolah, he he he."

Nah, jadilah pagi itu suasana kelas kami sudah "berisik" dibandingkan kelas-kelas lain. Ada siswa yang duluan memainkan lagu "Dua Mata Saya" itu tanpa saya minta sebelumnya, karena memang dia sudah mahir. Ada juga siswa yang--namanya juga anak-anak--malah meniup pianikanya secara sembarangan tanpa nada yang jelas. Hihihi.

Tidak masalah. Yang penting tidak bertengkar saja lah. Itu sudah cukup membahagiakan saya.

Dari 18 orang siswa, hanya satu yang tidak membawa alat musik. Mungkin saja dia lupa, atau memang tidak memiliki alat musik di rumahnya. Saya marah? Tentu saja tidak. Marah juga tidak menjadikan tiba-tiba simsalabim ada alat musik kaan? 

Oya, saya ingat, apa karena saya seminggu sebelumnya bilang begini ya: "Kalu nggak punya, bisa pinjem teman atau tetangga. Nggak usah maksa orang tua untuk segera membelikanmu pianika ya!"

Saya sendiri tidak punya pianika di rumah. Saya bawa "gamelan mini" milik anak saya, Ilyas, yang kami beli seharga Rp. 10.000,00. Alat musik mainan yang bentuknya seperti di bawah ini lho....

Hanya Ilustrasi - bukan mainan milik anak saya

Itu gamelan kami beli kepada seorang penjaja mainan keliling yang kebetulan lewat depan rumah kami. Gamelan mini tersebut kemudian saya pinjamkan kepada anak yang tidak membawa alat musik tadi.

Dalam pembelajaran SBK selama tiga jam pelajaran itu, mula-mula saya ajak anak-anak untuk bersama-sama memainkan lagu tersebut. Selanjutnya, saya kasih kesempatan kepada mereka untuk berlatih sendiri di luar kelas selama beberapa menit. Kemudian, saya panggil satu-satu siapa saja yang sudah siap untuk memainkan lagu di hadapan saya.

Ternyata tidak semua anak mau maju memainkan lagu tersebut di hadapan saya. Beberapa yang tidak mau itu, beralasan belum siap atau belum hapal notasinya. Selain itu, juga masih perlu memainkannya secara lebih mahir. Dia nggak mau main kalu belum mahir benar.

Baiklah. Jadilah hanya beberapa anak saja yang ada dalam rekaman video di awal post ini.

Selanjutnya, saya ajak anak-anak untuk coba memainkan lagu tradisional Jawa Tengah berjudul "Gundul Pacul", lagu yang tentu saja sudah sangat akrab di telinga kita. Saya tuliskan dulu notasi angkanya di papan tulis. Anak-anak mencatat, lalu mencoba memainkannya.

Eee... ternyata respon anak-anak beragam. Saya menyoroti anak-anak yang sudah berhasil memainkan lagu "Dua Mata Saya" tadi. Ternyata, ada juga anak yang sudah bisa main "DUA Mata Saya" tapi NGGAK MAU main lagu "Gundul Pacul". Sulit, katanya. Yah.. sulit itu kan karena kita belum bisa dan tidak mau mencoba.

Lalu saya ajak dia untuk mencoba pelan-pelan. Dia malah marah, emosi, dan merengut seperti mau menangis. Kalu sudah begini, apa yang harus saya lakukan?

Oke laaah. Kapan-kapan lagi kita coba ya!!!
close