Mutiara Nasihat K.H. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) kepada Guru-Guru SD Labschool Unnes

Alhamdulillahi Rabbil Aalamiin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan berjuta rahmat dan kenikmatan kepada kita semua.

Beberapa hari lalu, tepatnya pada hari Rabu 24 Mei 2017, kami serombongan dari SD Labschool Unnes bisa sowan silaturahmi dan mendapatkan mutiara nasihat dari Kiai Haji Mustofa Bisri (Gus Mus) di kediaman beliau. 

Kami duduk di hadapan beliau dan, melalui kepala sekolah, kami sedikit bercerita tentang keadaan kami di sekolah. Kami menyampaikan bahwa tenaga guru di sekolah kami rata-rata masih berusia muda. Mungkin masih banyak ego, emosi kami yang belum benar-benar terkendali, serta dalam beberapa kesempatan muncul sedikit masalah di sekolah kami. Oleh sebab itu, kami meminta saran dan nasihat, serta doa dari beliau untuk kebaikan sekolah kami, SD Labschool Unnes. 


rifanfajrin.com


Mutiara Nasihat K.H. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) kepada Guru-Guru SD Labschool Unnes


Berikut ini adalah rangkuman mutiara nasihat dari beliau kepada kami, sejauh ingatan saya yang terbatas, dengan bahasa saya sendiri, dan semoga tidak mengurangi makna.

1. Segala sesuatu yang baik itu pertahankanlah. Apa yang disukai oleh anak-anak, itu pertahankan. Kebaikan-kebaikan tersebut, meski sederhana, dijaga supaya ajeg (tetap dilakukan), kontinyu, terus-menerus. 
2. Lakukanlah kebaikan-kebaikan tersebut dengan sewajarnya, sakmadyo, sesuai dengan kemampuan kita, dan tidak berlebih-lebihan. 
3. Karena suka, kadang kita melakukannya dengan berlebihan, atau istilah Jawanya adalah kemaruk. Kalau berlebihan, biasanya akan lelah dan bosan. Seperti shalat atau membaca Quran, misalnya. Hari ini kita membaca Quran banyak sekali, tapi besok tidak baca lagi karena lelah dan bosan. Lebih baik sedikit-sedikit, tapi dilakukan terus-menerus.
4. Beliau mengutip sebuah syair Arab yang kurang lebih artinya: "Kejahatan yang berhenti itu lebih baik daripada kebaikan yang tidak diteruskan."

Nasihat dari beliau ini terasa singkat, sederhana, namun mengena. 

Kami menyadari bahwa saat itu sudah tiba waktu dzuhur, kami tidak bisa tinggal lebih lama, sebab selain beliau mungkin butuh istirahat, shalat zuhur, juga masih ada lagi tamu yang antri di belakang kami.

Oleh sebab itu, kami pun mohon doa kepada beliau untuk kebaikan kami dan sekolah kami pada khususnya. Beliau berdoa menggunakan bahasa Arab untuk kami.

Tak terasa air mata saya mengalir perlahan menyimak dan mengaminkan doa beliau. Hal itu saya rasakan karena dua hal, pertama saya masih merasa seperti mimpi saja bisa bertemu dengan beliau. Dan kedua, meskipun kami (atau saya) tidak memahami arti doa beliau, tapi sangat jelas terasa ketulusan dan keagungan doa-doa yang beliau lantunkan untuk kami. 

Kisah ini juga sudah dituliskan oleh kawan saya, Pak Kurnia Widi Haryono, di blognya. (Klik untuk membacanya). 

Nekad membawa berkat

Sebenarnya kami datang ke Rembang dalam rangka takziyah atas meninggalnya Ibu Soesminten. Beliau ini adalah Ibunda dari seorang rekan kami, yaitu Ibu Sri Yuliastuti yang mengajar anak-anak kelas 2 SD Labschool Unnes. Kebetulan alamat beliau adalah di Jalan K.H. Bisri Mustofa 12 Rembang, dekat sekali bahkan satu gang dengan Pesantren Roudlatut Thalibin.


rifanfajrin.com


Setelah takziyah dan mohon undur diri, kami berjalan ke lokasi mobil terparkir. Mobil kami parkir di dekat plang Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin (Taman Pelajar Islam) di Jalan K.H. Bisri Mustofa 1-4 Leteh Rembang.

Kali ini kami melihat Gus Mus sedang lesehan menerima tamu--hal yang awalnya tidak kami jumpai. Maka tiba-tiba kami ingin sekali "sekalian" sowan kepada beliau.

rifanfajrin.com

Kami semua ingin bisa sowan, tetapi sepertinya kami semuanya ragu, bisakah kami berjumpa untuk sekadar berjabat tangan dengan beliau? Mengingat kami tidak ada "janji" untuk bertemu sebelumnya. Sementara itu, tamu-tamu beliau tampaknya seperti "orang penting" yang pasti telah ada janji untuk bertemu sebelumnya. Sejenak keraguan merayapi diri kami. Beberapa orang dari kami sepertinya sudah putus harapan untuk bertemu dengan beliau.

Adalah "kenekatan" Pak Ilham Taqdir dan Ibu Sari Mahfiroh yang memberanikan diri untuk mengucap salam dan masuk ke kediaman beliau. Di luar dugaan, mereka diterima dengan baik dan akhirnya mengundang kami semua yang masih ada di luar untuk turut masuk ke dalam. Sungguh nekat yang membawa berkat.

Akhir kata, semoga beliau dikaruniai kesehatan dan umur yang panjang dari Allah SWT,sehingga bisa kita tunggu nasehat serta petuah untuk selalu kita renungkan. [Kalimat penutup dari Pak Kurnia Widi Haryono]
close