Leicester City Juara Liga Inggris, Siapa yang Seneng?

Semalam Leicester City sudah dipastikan juara Liga Inggris musim 2015/2016 setelah Chelsea dan tetangganya Tottenham Hotspurs bermain imbang 2-2. Tentu saja ini menjungkalkan semua prediksi taruhan bola tentang siapa yang bakal menjuarai liga Inggris. Meskipun jadwal pertandingan Liga Inggris masih menyisakan dua pertandingan lagi, tetapi poin yang dikumpulkan Leicester sudah tidak mungkin lagi dikejar oleh Spurs, Manchester City, Arsenal, apalagi oleh Manchester United atau Liverpool. Oya, juga oleh juara bertahan The Blues Chelsea... Pertandingan yang tersisa hanya akan menjadi pesta kemenangan mereka.


Kini Leicester City telah sukses mencatatkan diri dalam daftar juara Liga Inggris. Raihan juara Leicester City yang pada awal musim sebenarnya cuma mematok target 40 point ini mengingatkan pada pencapaian Blackburn Rovers yang berhasil juara pada tahun 1992, 14 tahun yang lalu saat diperkuat oleh striker legendaris Inggris: Alan Shearer.
Siapa yang seneng dengan keberhasilan Leicester City? Kayaknya sih semuanya seneng, kecuali Spurs....

Saya baca salah satu judul berita di koran online pagi ini, setelah berhasil menaham imbang Spurs, Chelsea seolah-olah jadi juara. Kenapa begitu? Benarkan Chelsea bergembira karena berhasil menggagalkan tetangga sekotanya yaitu Spurs menjadi juara? Oh, betul-betul tetangga yang tidak akur....

Tapi dalam sepakbola, yang namanya akur sama tetangga itu memang tidak ada dalam kamus. 

Saya termasuk yang seneng dengan keberhasilan Leicester City. Selain itu, klub-klub seperti Liverpool dan Manchester United kayaknya juga seneng kalau Leicester yang juara. Setidaknya hal itu saya tahu dari beberapa kawan yang menjadi pendukung atau fans berat dua tim merah itu. Yang penting, yang juara bukan "anu", bukan "mereka", bukan "rival".

Seorang teman, dia fans Manchester United, bahkan bilang begini:
Rasa rasanya, saat ini semua fans klub liga primer Inggris legowo melihat Leicester City mengakhiri musim dengan keluar sebagai juara. Terutama fans Liverpool. Mereka memiliki tradisi legowo paling kuat di antara seluruh fans klub liga Inggris lainnya. Sejak Peter Schmichel mengangkat tropy liga Inggris lantas punya anak lalu besar menjadi pebola dan berhasil mengangkat tropy yang sama, Liverpool belum pernah sekalipun memenangi gelar itu. Ketabahan mereka teruji dengan paripurna.
Selamat untuk Leicester City!
‪#‎GGMU‬

Hahaha! Tentu saja ini olok-olok yang sangat nylekit.

Nah, sementara mereka yang masing-masing punya klub favorit saling ngenyek, saya cengar-cengir saja. Saya seneng-seneng aja melihat Leicester juara. Dan saya tambah seneng kalau di Liga Spanyol, Atletico Madrid-lah yang keluar sebagai juara, bukan Real Madrid atau Barcelona. Namun, "kebahagiaan" saya itu ditanggapi sinis olehnya, terbukti dia pernah berkomentar mengarah kepada saya, "Dasar Ababil, Karbitan, nggak punya pendirian!"

Hahaha! Luweeeh! wkwkw. Saya sudah melihat Piala Eropa 1996, ketika dia saat itu masih berumur 4 tahun. wkwkw. Saat itu saya sudah menjagokan Jerman yang memang pada akhirnya keluar sebagai juara.

Mulai saat itu, saya menyukai sepakbola. Saya mulai rutin menonton bola Liga Inggris, Spanyol, dan Italia yang kehadirannya selalu ditunggu-tunggu setiap Sabtu-Minggu. Tidak ketinggalan Piala Champions, Piala UEFA, dan Piala Winners.

Tim yang pertama kali membuat saya jatuh cinta sebenarnya adalah Liverpool. Saat itu saya kesengsem sama Patrick Berger. Sementara itu, kembaran saya saat itu menyukai Manchester United. Saya ingat betul ketika Setan Merah menghancurkan Wimbledon 3-0 lewat goal Erick "The King" Cantona, Dennis Irwin, dan satu goal yang paling dikenang sepanjang massa, yaitu goal David Beckham dari tengah lapangan.

Tapi entah kenapa saya dan kembaran saya kok tiba-tiba "bertukar" gaco. Saya jadi pendukung United, sementara kembaran saya jadi fans The Kop. Oya, paling tidak, saya suka Manchester sampai tahun 2003-an ketika masih ada Beckham dan Nistelrooy. Setelah itu, kesukaan saya mulai luntur. Saya mulai nggak punya jagoan. Gimana saya menjelaskannya, saya cuman males juara terus. Saya mulai seneng kalau yang juara adalah tim-tim lain, biar sama rasa doong.

Maka, saya mulai sebel sama Manchester United, Barcelona dan Madrid, Juventus, sekarang PSG, dan apalagi Muenchen yang "tiada lawan" di Bundesliga.

Nah, kenapa saya seneng kalau Leicester yang juara liga Inggris.



close