Ayo Kerja! (Malam Tuguran Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70)

Malam Tuguran Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70

Minggu malam, 16 Agustus 2015. Sama dengan beberapa daerah lain di seluruh Indonesia, di kampungku Perumahan Serasi Ambarawa juga mengadakan malam tuguran. Mungkin ada perbedaan di daerah ada yang dinamakan dengan malam tirakatan. Akan tetapi pada intinya sama, yaitu malam peringatan menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Malam tuguran tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Peringatan kemarin diadakan sekaligus dalam rangka halal bihalal warga RT 06 Kupang Serasi. Jadi, pertemuan Minggu malam kemarin itu selain malam renungan dan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, juga sebagai ajang silaturahmi dan kesempatan saling memaafkan antarwarga. Yah, maklum meskipun kami satu lingkungan namun tidak setiap hari bisa ketemu dan duduk-duduk bersama. :)

Kembali ke Malam Tuguran, malam itu kami mengambil tema yang sama dengan tema Dirgahayu Kemerdekaan RI, yaitu "Ayo Kerja!". Dalam sambutannya, para sesepuh, ketua RT dan perangkatnya, menuturkan bahwa tema itu rasa-rasanya memang pas mengingat kami telah bersama-sama bahu-membahu bergotong-royong membersihkan dan mempercantik lingkungan  kami. Dengan kerja sama tersebut, tentu kerukunan, sikap saling menghormati dan menghargai, sifat guyub-rukun pun akan terbangun.

Tema "Ayo Kerja" juga diharapkan tidak hanya akan menjadi slogan semata. Pengejawantahan tema tersebut tentu dimulai dari masing-masing pribadi dari lingkup yang terkecil, yaitu di dalam rumah tangga kami sendiri. Kemudian hal itu diteruskan dalam lingkup yang lebih luas dan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan warga negara Indonesia. Namun yang perlu diingat, tentu saja semuanya itu harus dilakukan dan dilandasi dengan perasaan ikhlas, "sepi ing pamrih, rame ing gawe."

Berbicara tentang malam tuguran, tentang peringatan kemerdekaan Indonesia, tentang perjuangan mengisi kemerdekaan, tidak ketinggalan kita menitipkan harapan di pundak-pundak generasi penerus. Di kampung kami, hal itu secara simbolis ditandai dengan penyerahan potongan tumpeng dari sesepuh warga kepada perwakilan generasi muda. "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri", begitulah petikan kata mutiara Bung Karno, yang pada malam itu seolah-olah disampaikan kepada kami para generasi muda.

Tumpeng Kemerdekaan

 Selain daripada itu, acara pada malam hari itu pun cukup menarik. Pentas seni anak-anak, seperti tahun lalu, tetap ada. Nafa dan kawan-kawan, menampilkan kreasi tarian dengan iringan tembang ilir-ilir. Yah, meskipun cukup singkat, namun kurasa perlu diapresiasi. Berikut ini cuplikannya. :)



Satu item acara yang lain yang tak kalah menariknya, tentu saja adalah pemutaran Film Perjuangan "Palagan Ambarawa". "Palagan Ambarawa" merupakan tarian kolosal yang dipentaskan di Lapangan Panglima Besar Jendral Sudirman (dulu bernama Lapangan Turangga Ceta), tentang Pertempuran Ambarawa yang dipimpin oleh Kolonel Sudirman. Dikisahkan, setelah Letkol Isdiman gugur wafat, kehadiran Kolonel Sudirman sebagai pemimpin perjuagan rakyat Ambarawa, ibarat air segar melepaskan dahaga.

Dengan strategi "Supit Udang" atau "Supit Urang", akhirnya rakyat Ambarawa berhasil memukul mundur pasukan sekutu sekaligus berhasil mempertahankan harga diri kemerdekaan Republik Indonesia yang baru saja diraih. Keberhasilan itu disambut dengan gegap gempita rakyat Ambarawa. Diam-diam, di antara mereka tidak ada yang tahu, bahwa pemimpin mereka itu, Sudirman, baru saja dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jendral.

Film Perjuangan Palagan Ambarawa
Film Perjuangan Palagan Ambarawa
Pada akhirnya, mari kita mengisi kemerdekaan ini dengan semangat yang sama dengan para pejuang terdahulu dalam mengusir penjajah. Mari kita lakukan apa yang kita mampu lakukan, kita lakukan yang terbaik, utamanya demi bangsa dan negara tercinta ini.

MERDEKA!!!
close